Banjir Bandang di Kota Batu, Tiga Warga Masih Hilang
Korban banjir bandang di Kota Batu, Jawa Timur, yang terjadi pada Kamis (4/11/2021) tercatat sembilan orang. Seluruhnya adalah warga Bulukerto. Enam orang meninggal, sementara tiga lainnya belum ditemukan.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·2 menit baca
BATU, KOMPAS — Sampai dengan Jumat (5/11/2021) pukul 12.00 WIB, Tim Pencarian dan Pertolongan (SAR) Terpadu Kota Batu, Jawa Timur, masih mencari tiga warga Desa Bulukerto yang tersapu banjir bandang.
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Batu, banjir terjadi pada Kamis (4/11/2021) selepas tengah hari. Banjir banjar berasal dari kawasan hulu Sungai Brantas di lereng Gunung Arjuno yang melimpas beberapa desa, antara lain Tulungrejo, Sumbergondo, dan Bulukerto.
Korban tercatat sembilan orang yang seluruhnya adalah warga Bulukerto. Warga meninggal bernama Ziya/Dian (4), Feri Mahendra (31), Adi Wibowo (40), Wakri (54), Wiji (55), dan Sarip (68). Korban belum ditemukan ialah Arif (30), Feri (30), dan Taohid (58).
”Laporan dari Bulukerto, tiga warga belum ditemukan,” ujar Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Batu Achmad Choirur Rochim. Sebanyak 137 warga mayoritas dari Bulukerto mengungsi ke sejumlah lokasi.
Banjir bandang juga mengakibatkan kerugian material. Kerusakan terjadi di 11 rumah, 30 sepeda, 6 sepeda motor, dan 3 mobil. Sebanyak 23 rumah terendam lumpur. Selain itu, banjir bandang juga menghanyutkan 5 kandang ternak, 10 sapi, 13 kambing, dan 4 sepeda motor.
Laporan dari Bulukerto, tiga warga belum ditemukan.
Sampai Jumat siang ini, dari beberapa akses menuju Bulukerto dari Jalan Bukit Berbunga hanya ada satu akses yang bisa dilalui, yakni gang di seberang kios bunga Barokah. Akses lainnya yakni lewat Jalan Cemara Intan, Jalan Kenanga, dan Jalan Purwosenjoto masih tertimbun material lumpur, batu, dan pohon yang sedang dibersihkan.
Ditemui di lokasi terputusnya Jalan Kenanga, Komandan Batalyon Infanteri 527/Baladibya Yudha Letnan Kolonel (Inf) Ubaydillah mengatakan, pengerahan alat berat diharapkan mempercepat penyingkiran material banjir yang memutus sejumlah akses dari dan ke Bulukerto.
”Semakin banyak akses yang bisa kembali dibuka akan mempercepat mobilitas penanganan banjir bandang,” ujar Ubaydillah.
Adapun penanganan prasarana terputus juga ditempuh oleh kalangan warga Sumbergondo. Di kawasan tegalan atau ladang Sabrangan, Dusun Sengonan, warga mendirikan jembatan darurat dari bambu.
”Belum pernah terjadi banjir bandang seperti ini yang berdampak sampai ke lahan warga. Jembatan ini kecil tetapi penting buat kami para petani untuk ke ladang,” ujar Sutrisno, warga Sumbergondo di sela pembangunan jembatan bambu itu.