Brasil menembus final Copa America 2021 dengan ambisi untuk meraih gelar kesepuluh. Argentina menjadi lawan yang diidamkan ”Selecao” di partai puncak.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
DOUGLAS MAGNO / AFP
Para pemain Brasil, antara lain Fabinho (bawah) dan Neymar Jr (tengah), merayakan kesuksesan mereka melangkah ke final Copa America 2021 seusai mengalahkan Peru pada laga semifinal di Stadion Nilton Santos, Rio Janeiro, Brasil, Selasa (6/7/2021) pagi WIB. Brasil menang, 1-0.
RIO DE JANEIRO, SELASA — Brasil membuka peluang untuk mempertahankan gelar Copa America. Tim berjuluk ”Selecao” itu menumbangkan Peru, 1-0, pada babak semifinal di Stadion Nilton Santos, Selasa (6/7/2021) pagi WIB. Selanjutnya, Brasil menunggu Argentina untuk bersua di partai puncak sekaligus menjadi ajang pembuktian raja yang sesungguhnya di Amerika Selatan.
Laga melawan Peru merupakan ulangan partai final Copa America 2019. Serupa dengan turnamen edisi dua tahun lalu, Brasil kembali mampu mengandaskan perlawanan Peru. Kali ini, gol tunggal gelandang serang Olympique Lyon, Lucas Paqueta, pada menit ke-35 menjadi penentu langkah Brasil menembus laga final.
Gol itu diawali pergerakan individu yang indah dari Neymar Jr. Penyerang Paris Saint-Germain itu berlari di sisi kanan pertahanan Peru, kemudian melewati tiga pemain Peru untuk memberikan asis matang kepada Paqueta yang sudah menunggu di jantung pertahanan lawan tanpa terkawal pemain lawan.
Setelah memastikan Brasil kembali tampil di partai puncak, Neymar langsung memimpin perayaan timnya di ruang ganti. Ia merekam euforia kebahagian ”Selecao” melalui fitur cerita di akun Instagram-nya. Untuk lawan di final, Neymar amat ingin bertemu dengan Argentina.
”Saya ingin (melawan) Argentina di final. Saya akan mendukung mereka pada laga semifinal melawan Kolombia,” kata Neymar.
MAURO PIMENTEL / AFP
Penyerang Brasil, Neymar Jr (kanan), menendang bola sambil dikawal pemain Peru, Anderson Santamaria, pada laga semifinal Copa America 2021 di Stadion Nilton Santos, Rio Janeiro, Brasil, Selasa (6/7/2021) pagi WIB. Brasil menang, 1-0.
Menantikan duel dengan Messi
Alasan utama ingin menghadapi Argentina, ungkap Neymar, adalah karena ia ingin berduel langsung dengan beberapa sahabatnya selama berkarier di Eropa untuk merebut predikat tim terbaik di Amerika selatan. Para sahabat Neymar itu ialah Lionel Messi, Angel Di Maria, dan Leandro Paredes.
”Brasil akan menang di final,” ucap pemain bernomor 10 itu yakin timnya bisa mengulangi duel sebelumnya, yaitu menang 2-0 atas Argentina pada semifinal Copa America 2019.
Optimisme Neymar itu bukan tanpa dasar. Selain penampilannya yang gemilang dengan sumbangan dua gol dan tiga asis, Brasil juga selalu berhasil menjuarai Copa America di sembilan edisi sebelumnya sebagai tuan rumah.
Paqueta pemain luar biasa yang semakin membaik di setiap pertandingan. Ia telah membuktikan diri sebagai pemain penting bagi Brasil. (Neymar Jr)
Bahkan, ”Selecao” telah dua kali merengkuh gelar Copa America beruntun ketika menjadi tuan rumah. Capaian itu terjadi pada edisi 1997 dan 1999, kemudian 2004 dan 2007.
AP/SILVIA IZQUIERDO
Duet penyerang Brasil, Neymar Jr (kanan) dan Lucas Paqueta (kiri), menari sebagai bentuk perayaan gol ke gawang Peru pada laga semifinal Copa America 2021 di Stadion Nilton Santos, Rio Janeiro, Brasil, Selasa (6/7/2021) pagi WIB. Brasil menang, 1-0, berkat gol Paqueta.
Sementara Argentina akan menghadapi Kolombia di Stadion Maracana, Rabu (7/7/2021) pagi WIB. Argentina juga amat berambisi menembus final dan menjadi juara. Dengan perolehan 14 trofi Copa America hingga saat ini, ”La Albiceleste” hanya berjarak satu gelar dari Uruguay yang menjadi tim dengan gelar Copa America terbanyak dengan 15 trofi.
Sementara itu, Paqueta membuktikan diri sebagai sosok penentu kemenangan Brasil dalam dua laga di fase gugur. Sebelum mencetak gol tunggal ke gawang Peru di semifinal, Paqueta juga mencetak gol kemenangan Brasil atas Chile pada babak perempat final yang juga berakhir dengan skor minimalis, 1-0.
Berbeda dengan laga melawan Chile yang berstatus sebagai pemain pengganti, Paqueta dipercaya Pelatih Brasil Tite menjadi pemain inti di laga semifinal. Paqueta mengisi posisi striker Gabriel Jesus yang dihukum kartu merah ketika menghadapi Chile.
”Laga melawan Peru sangat sulit. Mereka memberikan perlawanan yang sengit. Kami senang bisa mengatasi perlawanan mereka dan melaju ke babak final,” kata Paqueta.
AFP/DOUGLAS MAGNO
Duet penyerang Brasil, Neymar Jr (kanan) dan Lucas Paqueta (kiri), berpelukan seusai mencetak gol ke gawang Peru pada laga semifinal Copa America 2021 di Stadion Nilton Santos, Rio Janeiro, Brasil, Selasa (6/7/2021) pagi WIB. Brasil menang, 1-0, berkat gol Paqueta.
Neymar pun memuji penampilan Paqueta. Neymar mengatakan, dirinya tidak terkejut dengan kemampuan Paqueta karena telah menunjukkan performa impresif bersama Olympique Lyon pada musim lalu. Paqueta berlaga di 34 laga pada musim debutnya bersama Lyon itu dengan sumbangan 10 gol dan enam asis.
”Paqueta pemain luar biasa yang semakin membaik di setiap pertandingan. Ia telah membuktikan diri sebagai pemain penting bagi Brasil,” ucap Neymar.
Maraton mental
Di sisi lain, Tite tidak mempermasalahkan timnya hanya unggul dengan skor tipis dalam dua laga fase gugur. ”Selecao” bahkan hanya mencetak satu gol di tiga laga terakhir Copa America. Sebelum mengalahkan Peru dan Chile dengan selisih satu gol, Brasil ditahan Ekuador 1-1 di partai pemungkas fase grup, 28 Juni lalu.
”Di Copa America ini, kami memainkan sebuah maraton mental. Melawan Peru tidak hanya menyiksa kami secara fisik, tetapi juga kami harus tampil dengan ketangguhan mental untuk mengamankan kemenangan,” ujar Tite.
CARL DE SOUZA / AFP
Pelatih Timnas Brasil Tite
Demi meredam Brasil, Pelatih Peru Ricardo Gareca menampilkan permainan sangat bertahan dengan formasi 5-4-1. Alhasil, Peru selalu ditekan Brasil di babak pertama. Memasuki babak kedua, Peru lebih berani untuk melakukan serangan dengan mengandalkan umpan-umpan jauh yang mengarah kepada penyerang tunggal, Gianluca Lapadula.
Lapadula pun menjadi pemain pertama Peru yang mampu mengancam gawang Brasil yang dikawal Ederson. Penyerang klub Italia, Benevento, itu mencatatkan tembakan tepat sasaran perdana bagi Peru pada menit ke-48.
Gareca mengungkapkan, taktik bertahan itu merupakan upayanya agar Peru tidak menjadi lumbung gol bagi Brasil. Pada perjumpaan kedua tim di fase grup, Peru kalah telak 0-4. Kala itu, Gareca menerapkan taktik 4-2-3-1.
”Saya harus akui bahwa kami ingin melindungi zona pertahanan agar tidak kebobolan banyak gol lagi dari Brasil. Kami agak lambat di babak pertama, tetapi kami mampu mengimbangi mereka di babak kedua,” ujar Gareca. (AFP/AP)