Hingga akhir triwulan I-2022, jumlah investor pasar modal mencapai 8,3 juta investor, naik 12,13 persen dibandingkan akhir tahun lalu. Generasi Z menjadi populasi investor terbesar di pasar modal dengan porsi 80 persen.
Oleh
JOICE TAURIS SANTI
·3 menit baca
KOMPAS/RADITYA HELABUMI
Peserta bersiap mengikuti salah satu sesi paparan kinerja perusahaan dalam Investor Summit 2018 yang berlangsung di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (28/8/2018). Selain untuk memberikan informasi terkait perusahaan tercatat, ajang tersebut juga untuk meningkatkan investor pasar modal.
JAKARTA, KOMPAS — Kesadaran masyarakat untuk berinvestasi dinilai semakin meningkat. Hal itu antara lain dapat dilihat dari jumlah investor. Hingga akhir triwulan I-2022, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia atau KSEI mencatat jumlah investor pasar modal sudah mencapai 8,3 juta investor. Angka itu meningkat 12,13 persen dari posisi akhir Desember 2021.
Jika dilihat dari sebaran usia, investor pemula yang berasal dari generasi Z, yakni generasi yang lahir dari tahun 1996 hingga 2012, merupakan populasi terbesar di pasar modal dengan porsi mencapai 80 persen. Kedatangan anak-anak muda ini membuat perusahaan sekuritas juga berlomba memberikan berbagai kemudahan kepada investor.
”Hal ini merupakan inisiatif dari KSEI melalui simplifikasi pembukaan rekening yang sudah terimplementasi efektif sejak tahun 2019. Hingga saat ini, ada 34 perusahaan efek yang dapat melakukan pembukaan rekening secara online,” kata Direktur Utama KSEI Uriep Budhi Prasetyo dalam keterangan tertulisnya, Kamis (14/4/2022).
Dengan pembukaan rekening sekuritas online, para investor hanya perlu mengisi formulir secara daring serta mengunggah kartu tanda penduduk (KTP) dan nomor pokok wajib pajak (NPWP) secara daring pula. Kerja sama dengan instansi kependudukan dan catatan sipil membuat verifikasi data KTP dapat dilakukan dengan cepat. Proses ini jauh lebih cepat dibandingkan dengan cara konvensional.
Data KSEI menunjukkan, para investor muda itu berminat pada sektor perbankan, barang konsumer, baik siklikal maupun nonsiklikal, juga industri dasar. ”Anak muda semakin cerdas dalam menentukan investasinya, termasuk investasi di pasar modal,” tambah Uriep.
Pertambahan investor tidak hanya terjadi pada pasar saham, tetapi juga pada industri reksa dana. Jumlah investor reksa dana tercatat sebanyak 7,7 juta orang atau tumbuh 13 persen dibandingkan dengan situasi akhir tahun 2021.
Pasar modal syariah
Dalam kesempatan berbeda, Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Hasan Fawzi mengatakan, pasar modal syariah pun berkembang pesat. Per 12 April 2022, Indeks Saham Syariah Indonesia naik 5,76 persen menjadi 203,5 dari awal tahun. Total kapitalisasi pasar saham syariah mencapai Rp 4.315,5 triliun atau setara dengan 46 persen dari total kapitalisasi pasar saham yang tercatat di BEI.
Ada 480 saham perusahaan tercatat atau 61,38 persen yang termasuk dalam kelompok saham syariah di BEI. ”Dilihat dari transaksi hariannya, nilai transaksi harian saham syariah berkontribusi 52,3 persen dari total transaksi harian bursa. Frekuensi saham syariah 64,4 persen dan volume transaksi 53,8 persen,” lanjut Hasan lagi. Pada tahun ini, ada 13 dari 16 saham baru yang termasuk dalam kelompok saham syariah.
Kepala Divisi Pasar Modal Syariah Irwan Abdalloh mengatakan, jumlah investor syariah per Maret 2022 sebanyak 108.345 orang. Selama Maret 2017 hingga Maret 2022 ada kenaikan jumlah investor sebanyak 367 persen. Sebagian besar investor masih berada di Pulau Jawa.
KOMPAS / HERU SRI KUMORO
Ilustrasi
Anak-anak muda yang merupakan investor pemula sangat mementingkan kemudahan dan pengembangan teknologi.
”Namun, terjadi perlambatan pertumbuhan jumlah investor syariah selama masa pandemi,” ujar Irwan. Dia menjelaskan, perlambatan ini disebabkan penambahan investor konvensional yang lebih tinggi dibandingkan dengan investor saham syariah. Salah satu alasannya adalah teknologi pasar saham syariah yang tertinggal jika dibandingkan dengan konvensional. Anak-anak muda yang merupakan investor pemula sangat mementingkan kemudahan dan pengembangan teknologi.
Guna mengantisipasi hal tersebut, BEI meluncurkan simplifikasi pembukaan rekening saham syariah secara daring. Perusahaan sekuritas anggota bursa didorong untuk bergabung dan bersama-sama memberikan layanan syariah melalui Sharia Online Trading System (AB SOTS). Layanan ini menerapkan simplifikasi daring dalam pembukaan rekening saham syariah.