BerandaOlahragaKecemasan Para Istri Saat...

Kecemasan Para Istri Saat Suami Cedera di Lapangan

Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan tampil pada All England 2019 dan 2022 dengan cedera pada satu di antara mereka. Tak pelak, para istri yang menonton dari jauh pun khawatir.

Oleh YULIA SAPTHIANI

21 Mar 2022 12:10 WIB · Olahraga

Ganda putra senior Mohammad Ahsan (kanan)/Hendra Setiawan melawan Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana dalam laga final All England di Arena Utilita, Birmingham, Inggris, Minggu (20/3/2022). Fikri/Bagas mengalahkan Hendra/Ahsan, 21-19, 21-13.

All England 2022 bagai dejavu bagi ganda putra Indonesia, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Ganda putra peringkat kedua dunia itu menjalani turnamen bulu tangkis paling bergengsi ini dengan salah satu di antaranya cedera.

Cedera kedua betis membatasi gerakan Ahsan yang biasanya lincah meloncat-loncat untuk melakukan smes dan dropshot dari belakang lapangan. Saat melawan rekan sesama Indonesia, Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana, dalam final di Utilita Arena Birmingham, Inggris, Minggu (20/3/2022), Ahsan lebih banyak bermain di depan lapangan, terutama pada gim kedua.

Setelah skor 8-8, Ahsan bahkan tidak mampu banyak bergerak meski telah mendapat perawatan. Hendra/Ahsan kian kesulitan menghadapi lawan, yang lebih muda 14 tahun dari Hendra (Hendra 37 tahun, Ahsan 34 tahun) dan memiliki kecepatan dalam bergerak dan memukul itu. Mereka kalah 19-21, 15-21.

Ahsan mengalami cedera betis kanan yang dirasakan sejak perempat final melawan Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen (Denmark). Itu menambah cedera betis kiri yang dialaminya sejak sebelum bertolak ke Birmingham.

Pemain bulu tangkis Indonesia, Mohammad Ahsan, mengembalikan kok ke arah pasangan ganda Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri pada laga final All England, Minggu (20/3/2022). Ahsan lebih sering bermain di depan net karena kakinya cedera.

Dia menahan rasa sakitnya dengan motivasi ingin menciptakan final sesama Indonesia. Dengan tiga pasangan Indonesia yang tampil pada semifinal, hanya Hendra/Ahsan yang harus berhadapan dengan lawan non-Indonesia, yaitu He Jiting/Tan Qiang (China). Semifinal lain mempertemukan Fikri/Bagas dengan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon.

Motivasi Ahsan pun sangat besar untuk memastikan Indonesia mendapat gelar juara sebelum laga puncak berlangsung. Maka, setelah juara All England 2014 dan 2019 itu mengalahakan He/Tan, 21-16, 14-21, 21-13, pelatih ganda putra Herry Iman Pierngadi pun menghampiri dan memeluk mereka. Herry memuji semangat juang tiga kali juara dunia itu.

Baca juga: Kebanggaan Dari Generasi Baru

Cedera betis kanan, kebetulan, dialami Hendra pada semifinal dan final All England 2019. Namun, pasangan berjulukan The Daddies tersebut masih bisa menjadi juara. Mereka mengalahkan Takeshi Kamura/Keigo Sonoda (Jepang), 21-19, 21-16, di semifinal, lalu Aaron Chia/Soh Wooi Yik (Malaysia), 11-21, 21-14, 21-12, pada laga puncak.

Hendra mengatakan, dalam situasi salah satu di antara mereka cedera, strategi main menjadi faktor penting. Selain itu, harus ada rasa saling percaya bahwa temannya akan membantu.

Pemain bulu tangkis Indonesia, Mohammad Ahsan (tengah), mendapat perawatan medis saat dia dan pasangan gandanya, Hendra Setiawan, berlaga melawan Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri, pada laga final All England, Minggu (20/3/2022).

Menyaksikan Hendra/Ahsan tampil dalam kondisi cedera pada dua kali All England, istri mereka tak pelak merasa khawatir. ”Pasti saya khawatir lihat dia kesakitan di lapangan. Namun, keputusan untuk tetap bertanding atau tidak tetap di tangan Ahsan. Kalaupun saya tanya, dia tak banyak menjelaskan, hanya bilang ototnya tertarik,” ujar Christine Novitania, istri Ahsan, sebelum berlangsung final melawan Fikri/Bagas.

Bagi Christine, faktor yang terpenting saat suaminya bertanding adalah bisa tampil dan pulang dalam kondisi sehat. ”Apalagi dalam usia seperti sekarang. Yang saya tahu, tidak banyak atlet bulu tangkis dengan usia seperti mereka yang masih berprestasi. Namun, saya tidak pernah berkata agar mereka jadi juara, yang penting bisa selalu sehat,” ujar Christine.

Baca juga: Final Sesama Indonesia dari Dekade ke Dekade

Sandiani Arief pernah merasakan hal yang sama saat suaminya, Hendra, cedera di All England 2019. Apalagi, Hendra berjalan pincang saat cedera mulai dirasakan pada akhir gim pertama semifinal.

”Rasanya mau nangis, apalagi melihat dia pincang begitu. Saya sempat berpikir supaya dia jangan nerusin bertanding, tetapi di sisi lain tanggung juga karena sudah hampir final,” kata Sandiani yang akrab dipanggil Sansan.

Pasti saya khawatir lihat dia kesakitan di lapangan. Namun, keputusan untuk tetap bertanding atau tidak tetap di tangan Ahsan. (Christine Novitania)

Dua ganda putra Indonesia Indonesia, pasangan Bagas Maulana (kiri)/Muhammad Shohibul Fikri,dan pasangan Mohammad Ahsan (kanan)/Hendra Setiawan, menepati podium pertama dan kedua seusai menjalani laga final All England, Minggu (20/3/2022).

”Waktu saya tanya, untuk final gimana, Hendra juga bilang tetap akan main karena sudah tanggung. Eh, tahunya juara. Saya jadi terharu lihat perjuangan dia,” ujarnya.

Meski akhir perjalanan pada tahun ini tak seperti All England 2019, Christine dan Sansan tetap bersyukur Hendra/Ahsan bisa menembus final. Bahkan, mereka menyebut final itu sebagai mukjizat.

Baca juga: Kejutan Debutan Berlanjut di All England

”Dengan dapat medali perak, saya sudah seneng banget. Saat mereka lolos ke final saja, rasanya saya tak percaya sampai susah ngomong,” ujar Sansan.

Meski suami mereka sudah berusia di atas 30 tahun, baik Sansan maupun Christine tak pernah memaksa Hendra dan Ahsan untuk segera pensiun. Ketika diwawancara Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) setelah final, Hendra pun menyatakan, selama masih memiliki motivasi dan target, mereka akan tetap bertanding meski harus berhadapan dengan lawan yang usianya lebih muda hingga belasan tahun.


Kerabat Kerja

Penulis:

YULIA SAPTHIANI
 | 

Editor:

EMILIUS CAESAR ALEXEY