Susah Payah Membakar Tumpukan ”Lemak Lebaran”
Seusai Lebaran dan makan enak, warga urban kembali teringat pada kebiasaan hidup sehat dan obsesinya untuk punya badan langsing atau perut kotak-kotak. Sebagian dari mereka kini tengah susah payah membakar lemak di gim.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F05%2F14%2F0d17191c-2fc5-424f-847d-abe0ee5504fd_jpg.jpg)
Puluhan orang mengikuti sesi olahraga pound fit di kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Kamis (12/5/2022). Pound fit menjadi olahraga baru yang sedang digemari masyarakat muda saat ini yang memadukan gerakan, seperti menabuh drum dengan alunan musik energik, yang bermanfaat untuk menurunkan berat badan.
Lebaran menjadi ”cobaan” bagi orang-orang yang sedang diet. Susah sekali menghindar dari makanan dan minuman lezat, sarat lemak dan gula. Setelah Lebaran, mereka yang merasa dietnya berantakan dan badannya melar lagi berbondong-bondong datang ke gim, mengayuh lagi sepeda, atau lari berkilo-kilometer untuk membakar timbunan lemak.
Seusai libur Lebaran, kawasan Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, mulai diramaikan lagi oleh warga urban yang berolahraga. Kamis (12/5/2022), selepas petang, atap Kedai Inn Taman GBK bermandikan keringat sekaligus cahaya lampu-lampu Kota Jakarta. Di sana belasan orang yang sebagian masih muda-muda sibuk membakar lemak dengan pound fit.
Ini semacam senam aerobik, di mana pesertanya memegang tongkat kecil. Tongkat berwarna hijau terang itu digerakkan, seperti menabuh drum, diiringi musik yang mengentak-entak. Gerakannya memang terinspirasi oleh penabuh drum. Semakin malam, suasana tambah riuh. Ada puluhan orang lainnya yang datang belakangan dan menunggu giliran untuk sesi pound fit berikutnya.
Mereka semua tergabung dalam Rocca Space, komunitas olahraga yang mempertemukan antara penggemar olahraga yang memiliki anggaran terbatas dan instruktur berpengalaman. Selain pound fit, mereka bisa ikut cardio dance, zumba, pilates, hingga fat loss workout. Yang terakhir banyak dipilih warga urban yang selama Lebaran ”khilaf” menyantap kue nastar, opor ayam, rendang, dan makanan bersantan atau tinggi gula dan lemak.
Malam itu, Lusy Hidayat (47), salah satu anggota Rocca Space, menjalani program fat loss workout. Karyawan swasta asal Cinere, Depok, Jawa Barat, itu digojlok oleh setidaknya enam gerakan mulai sit up, squat, lompat, lari di tempat, atau lompat-lompat. Tubuhnya kuyup oleh keringat sejam kemudian.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F05%2F14%2Fa9158518-13a7-4224-8c2a-589adfcac1a8_jpg.jpg)
Peserta mengikuti sesi olahraga pound fit di kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Kamis (12/5/2022). Pound fit menjadi olahraga baru yang sedang digemari masyarakat muda saat ini yang memadukan gerakan seperti menabuh drum dengan alunan musik energik yang bermanfaat untuk menurunkan berat badan.
Lusy mengikuti program itu lantaran selama Lebaran terlalu banyak makan makanan enak nan berlemak. Akibatnya, lemak menumpuk dan berat badannya bertambah. Dia menargetkan untuk menurunkan lagi berat badannya dan mengencangkan otot. ”Kalau rajin (olahraga), badan jauh lebih terisi otot ketimbang lemak,” katanya.
Hal yang sama dilakukan oleh Taufik Anggoro (28), warga Cipinang, Jakarta. Dia mengaku, selama Lebaran, ia agak kalap menyantap kue putri salju, opor ayam, dan makanan bersantan lainnya. Lemak pun mulai menumpuk di badan. Usai Lebaran, ia mati-matian membakar lemak di bawah bimbingan instruktur Rocca Space.
Di Pondok Aren, Tangerang Selatan, Ari Saputra (40) terkejut mendapati berat badannya naik 3 kilogram akibat kebanyakan makan enak mulai sate kambing, tongseng, nasi padang, mendoan, soto sokaraja selama mudik lima hari di Purwokerto. Ia sungguh merasa tidak nyaman. Badannya terasa cepat lemas dan tidak segar. Ia juga menyesal lantaran tidak sempat bersepeda selama mudik. Padahal, ia rutin bersepeda sejak 2018.
Setelah pulang mudik, Ari segera mengeluarkan lagi sepedanya. Ia mengayuhnya lagi demi menggelontorkan lemak di badan serta melatih lagi otot-ototnya. ”Saya bersepeda ke Sentul (Bogor). Total tanjakan yang ditempuh sampai 1.400 meter,” kata Ari.
Ditemui di kedai kopi saat istirahat seusai bersepeda sekitar 8 kilometer, ia terlihat bugar. ”Hanya seminggu sudah balik lagi. Berat badan saya sekarang 70 kg,” ucap Ari dengan nada bangga.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F05%2F13%2F26043271-6c00-4d0b-ad63-78c0a5d30807_jpg.jpg)
Pasangan suami istri Ari Saputra dan Roslina (kiri) saat bersepeda di kawasan perumahan Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (13/5/2022). Setiap pagi pasangan suami istri ini rutin bersepeda untuk menjaga kebugaran dan berat badan, terlebih lagi setelah perayaan Lebaran. Ari mengakui bersepeda dengan jarak tertentu dan memperhatikan pola bersepedanya, ia mampu menjaga berat badan idealnya.
Sementara itu, Farah Dhilah (26) kembali berolahraga lagi di sebuah gim di Bintaro, Tangerang Selatan, seusai pulang mudik dari Pemalang, Jawa Tengah. Ia merasa tubuhnya bertambah gemuk karena kalap menyantap makanan berlemak selama bulan puasa dan libur Lebaran. Untuk membakar lemak yang menumpuk, ia kini banyak berlatih mengangkat beban.
Latihan beban ia gandakan. Durasi latihan ditambah dari satu jam menjadi tiga jam. ”Olahraga kardio saya kurangi, tapi angkat beban ditambah. Selain menguatkan otot, latihan ini bisa membakar lemak,” ujar Farah sambil memperlihatkan otot perutnya yang sebetulnya masih rata.
Fenomena tahunan
Rupanya banyak orang yang menebus rasa bersalah setelah menyantap makan-makanan berlemak selama Lebaran. Sebagian dari mereka menebusnya di gim, fasilitas olahraga, atau ruang-ruang di mana mereka bisa lari dan bersepeda.
Julia Nurdin (47), pendiri Rocca Space, mengatakan, itu adalah fenomena yang biasa terjadi setiap tahun sebelum pandemi. Sebelum mendirikan Rocca Space, Julia pernah bekerja hampir satu dekade di pusat kebugaran terkenal. Ia melihat, setiap jelang Lebaran jumlah anggota gim berkurang signifikan. Dua tahun terakhir, pengurangan jumlah anggota lebih banyak karena terjadi pandemi.
”Sebelum pandemi, peserta pusat kebugaran banyak berkurang, malah pada saat tertentu penguragannya bisa sampai 40 persen. Hal sama terjadi jelang Natal dan Tahun Baru. Setelah libur hari raya, biasanya peserta bertambah lagi,” katanya. Banyak orang yang terbiasa hidup sehat, lanjut Julia, umumnya termotivasi kembali untuk berolahraga setelah libur hari raya. Saat liburan, mereka tidak tertib olahraga dan makan apa saja. ”Perasaan bersalah pun muncul. Lantas, mereka balas dendam bakar lemak,” ujar Julia.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F05%2F13%2F5f26b97f-8773-4443-95b5-4aebcd4c7f9c_jpg.jpg)
Farah, seorang karyawan swasta, kembali berlatih mengangkat beban untuk menjaga kebugaran tubuhnya pascalibur Lebaran di Gold Gym, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (10/5/2022). Ia mengakui, badannya terasa pegal jika berhenti berolahraga. Seperti pada masa libur Lebaran, ia menyempatkan diri untuk berolahraga lari di kampung halamannya untuk menjaga kebugaran tubuh.
Dokter Gizi Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan, Jakarta, Elfina Rachmi, menjelaskan, hidangan hari raya seperti Lebaran umumnya tinggi kalori. ”Sepotong nastar seberat 20 gram mengandung 75 kilokalori,” ujarnya saat Virtual Media Gathering Tokopedia, Kamis (12/5).
Asupan itu hampir setara setengah porsi nasi. Sementara itu, 100 gram ketupat mengandung 160 kilokalori. Opor ayam dengan berat yang sama mengandung 415 kilokalori.
Anda tinggal hitung sendiri dengan bantuan aplikasi berapa kilometer Anda harus berlari, menggowes sepeda, atau berapa lama harus senam untuk membakar kalori dari nastar, ketupat, dan opor ayam yang Anda makan.
Pelepasan psikologis
Pakar budaya pop dan gaya hidup Idi Subandy Ibrahim melihat, kesadaran masyarakat urban untuk hidup sehat terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal itu tidak lepas dari semakin banyaknya fasilitas umum dan ruang terbuka yang dibangun pemerintah. Di situ, masyarakat berolahraga bersama dan membentuk komunitas olahraga.
Namun, selama pandemi kebiasaan berolahraga dan berkumpul di ruang terbuka terhalang oleh kebijakan pembatasan jarak sosial. Bahkan, banyak warga terpaksa harus tinggal di rumah untuk menjalani karantina mandiri atau bekerja dan belajar dari rumah. ”Kita tertekan lantaran terpaksa tinggal di ruang sempit perkotaan. Mereka dikelilingi beton dan gedung. Belum lagi, tertekan akibat waktu kerja panjang dan deadline ketat. Sementara orientasinya mendapatkan uang, uang, dan uang,” ujar Idi.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F05%2F13%2F9a533eaf-706e-442a-9657-01c30adee4fe_jpg.jpg)
Rayhan (18) dengan bantuan instruktur Danang berlatih di Gold Gym, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (10/5/2022). Rayhan yang baru dua hari mulai berlatih di gym memiliki tujuan ingin menjaga keseimbangann antara pola makan dan olahraga terlebih lagi selepas Lebaran.
Saat pandemi melandai dan aneka pembatasan dilonggarkan, orang kembali menemukan kebebasan. Kebebasan itu lantas dirayakan dengan mudik Lebaran, berkumpul dengan keluarga, dan menyantap makanan enak. Setelah dua tahun dibekap pandemi, bisa mudik dan kumpul-kumpul dengan keluarga memang terasa ajaib. ”Tekanan psikologis terlepas,” kata Idi.
Seusai Lebaran dan makan-makan enak, warga urban kembali teringat pada kebiasaan hidup sehat dan obsesinya untuk punya badan langsing atau perut kotak-kotak. Sebagian dari mereka kini tengah susah payah membakar sisa-sisa lemak opor atau rendang yang disantap saat Lebaran.