Sejumlah emiten sektor konstruksi di Bursa Efek Indonesia mulai menggarap proyek-proyek baru dan menyusun strategi guna mencapai target pertumbuhan kontrak-kontrak baru.
Oleh
JOICE TAURIS SANTI
·3 menit baca
kompas-photographer-name
Pekerja menyelesaikan pembangunan longspan atau jembatan panjang LRT Jabodebek lintas pelayanan 1 Cawang-Cibubur, di Jakarta, Jumat (29/3/2019). PT Adhi Karya (Persero) Tbk telah menyelesaikan pembangunan dua longspan dari proyek LRT Jabodebek sehingga secara struktur lintas pelayanan 1 sepanjang 14,89 kilometer dari Cibubur hingga Cawang telah tersambung.
JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah emiten sektor konstruksi di Bursa Efek Indonesia mulai menggarap proyek tahun ini. Sejumlah emiten tersebut menyusun strategi dan kebijakan guna mewujudkan target pertumbuhan kontrak baru tahun 2022. Mereka antara lain badan usaha milik negara di bidang konstruksi.
Emiten konstruksi PT Adhi Karya Tbk, misalnya, memenangi kontrak baru untuk pembangunan ruas Tol Semarang-Demak Seksi 1C. Pekerjaan ini bernilai total Rp 2,1 triliun. Adapun porsi pekerjaan Adhi Karya mencapai 40 persen.
”Kontrak ini dilakukan dengan skema Kerja Sama Operasi (KSO) antara Adhi dan Sinohydro Corporation Limited,” kata Sekretaris Perusahaan Adhi Karya, Farid Budiyanto, kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (31/1/2022).
Proyek itu diperkirakan selesai dalam kurun 880 hari. Lingkup pekerjaan yang dilakukan Adhi Karya antara lain retention pond Terboyo dan Sriwulan, inlet channel Sriwulan sepanjang 1.500 meter, dan rumah pompa Terboyo dan Sriwulan.
Sebelumnya, yakni pada tahun 2021, Adhi Karya telah memperoleh kontrak baru senilai Rp 15,2 triliun.
Pada tahun 2022, Adhi Karya menargetkan kontrak baru akan tumbuh 20-25 persen dari realisasi kontrak baru pada tahun 2021. Jumlah tersebut masih ditambah dengan potensi kontrak akibat pergeseran dari kontrak yang belum selesai pada tahun 2021. Proyek yang bergeser itu terdiri atas pembangunan beberapa ruas tol senilai Rp 9 triliun.
”
Sehingga target kontrak baru pada 2022 ini sebesar Rp 24 triliun sampai Rp 28 triliun,
”
kata Farid lagi.
RIZA FATHONI
Pekerja PT Adhi Karya merampungkan pembangunan proyek transportasi kereta laju raya terpadu (LRT) Jabodebek di kawasan Dukuh Atas, Jakarta Selatan, Rabu (26/8/2020).
Kontrak baru itu ditargetkan diperoleh dari pembangunan jalan, gedung, dan proyek infrastruktur lain. Termasuk pembuatan sanitasi, landfill, dan jaringan gas rumah tangga. Sumber dana dari proyek tersebut berasal baik dari pemerintah ataupun swasta.
BUMN
Sementara itu, badan usaha milik negara (BUMN) karya lainnya juga memasang target proyek yang akan dikerjakan tahun ini. Direktur Utama PT Waskita Karya (Persero) Tbk Destiawan Soewardjono beberapa saat lalu menjelaskan, Waskita telah membukukan perolehan nilai kontrak baru Rp 20,51 triliun pada tahun 2021.
Angka tersebut mencapai 100 persen dari target yang ditetapkan perseroan sebelumnya. Pada tahun ini, Waskita menargetkan akan mendapatkan kontrak baru sebesar Rp 25 tiriliun hingga Rp 30 triliun.
Sementara PT PP (Persero) menargetkan kontrak baru tumbuh 47 persen dibandingkan dengan realisasi tahun 2021 yang tercatat Rp 24,6 triliun. Menurut Agus Purbianto, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT PP, untuk mencapai target pertumbuhan kinerja tersebut, PT PP telah menyusun berbagai strategi dan kebijakan di tahun ini.
Selain itu, strategi yang disusun untuk jangka pendek, jangka menengah, ataupun jangka panjang tersebut dilakukan untuk menjaga keberlangsungan usaha dan meningkatkan pertumbuhan kinerja keuangan berkelanjutan, seperti peningkatan kapabilitas penetrasi pasar.