Berkat Konsistensi Harris Horatius, Tradisi Emas Wushu Terjaga
Tiga kali beruntun tim wushu Indonesia meraih emas di edisi Asian Games berbeda. Kali ini, emas itu dipersembahkan Harris Horatius.
HANGZHOU, SELASA — Pewushu Harris Horatius berhasil mempersembahkan emas Asian Games Hangzhou 2022 untuk kontingen Indonesia dari disiplin taolu atau jurus di Xiaoshan Guali Sports Center, Hangzhou, China, pada Selasa (26/9/2023). Emas itu adalah buah dari konsistensi Harris dalam dua penampilan hari ini dan selama jadi atlet nasional sejak 2015.
Setelah cabang menembak, giliran tim wushu Indonesia yang membuat lagu ”Indonesia Raya” berkumandang dan bendera Merah Putih berkibar di titik tertinggi. Harris meneruskan tradisi emas wushu lewat nomor gabungan gaya aliran selatan, nanquan (tangan kosong) dan nangun (toya).
Baca juga : Jurus Menahan Sakit Mengantarkan Edgar Xavier Marvelo Raih Perak Nomor ”Changquan”
Atlet 28 tahun itu memastikan emas dengan nilai total 19.506 dari gabungan dua nomor. Harris meninggalkan para pesaing terdekat, wakil Korea, Lee Yongmun (19.472), dan wakil Makau, Huang Junhua (19.463). Dia menang mutlak dengan mendominasi di kedua nomor sekaligus.
Konsistensi menjadi kunci keberhasilan Harris. Seperti diketahui, nomor nanquan dan nangun digabung di Asian Games kali ini. Para atlet pun harus tampil dua kali dalam sehari. Persaingan diawali dengan nomor nanquan pada pukul 09.00 WIB dan dilanjutkan nomor nangun pada pukul 14.30 WIB.
Di pagi hari, Harris langsung unjuk gigi dengan menjadi penampil terbaik. Dia mendapatkan nilai 9.756, dibayangi oleh wakil Republik Korea, Lee Yongmun (9.736), dan Hong Kong (9.730). Setelah jeda, atlet asal Medan itu kembali menunjukkan performa maksimal dan menempati peringkat teratas dengan nilai 9.750.
Di gaya aliran selatan, para atlet dituntut untuk memperlihatkan eksplosivitas gerakan, kekuatan, stabilitas gerakan dan kuda-kuda, dan ekspresi berapi-api. Harris menampilkan gerakan itu dengan sempurna kepada para juri. Semangatnya terlihat dengan tatapan mata tajam dan teriakan lantang di setiap akhir rutin gerakan.
Baca juga : Berteman dengan Cedera demi Sekeping Emas
Kekuatan juga diperlihatkan dengan ayunan pukulan (pagi hari) dan toya (sore hari) yang bertenaga. Dengan kostum tanpa lengan warna merah bercorak emas, Harris juga mempertontonkan otot bisep kekarnya. Dia tidak membuat satu pun kesalahan berarti. Hal itu yang menjadikannya atlet dengan nilai tertinggi di dua kesempatan.
Emas dari Harris sudah diperkirakan jauh sebelum hari-H. Menurut manajer tim wushu Indonesia, Ngatino, dia menjadi salah satu wakil ”Merah Putih” yang tidak bersaing langsung dengan atlet tuan rumah. Seperti diketahui, China merupakan penemu seni bela diri itu dan selalu menjadi juara umum di setiap edisi.
Nah, strategi itu, kan (untuk mencari emas). Kan, yang diuntungkannya pasti ada kuota (keikutsertaan negara). Peluang memang dari nomornya Harris. Sudah dibocorin nomornya Harris (tidak akan ada atlet China). Karena itu, target kita pusatkan ke sana.
”Nah, strategi itu kan (untuk mencari emas). Kan, yang diuntungkannya pasti ada kuota (keikutsertaan negara). Peluang memang dari nomornya Harris. Sudah dibocorin nomornya Harris (tidak akan ada atlet China). Karena itu, target kita pusatkan ke sana,” ucap Ngatino.
Namun, pencapaian itu bukan sebuah kebetulan. Harris sudah konsisten berprestasi di nomor tersebut sejak 2015. Dia berprestasi sejak meraih emas di SEA Games Singapura 2015. Harris merupakan atlet paling senior di tim wushu. Wajahnya selalu ada di setiap ajang multicabang sejak itu sampai SEA Games Kamboja 2023.
Baca juga : Jurus Menutup Mata Pendekar Indonesia
Di pentas dunia, Harris juga pernah merebut perak nanquan-nangun di The World Games Birmingham 2022. Adapun peraih emas di Birmingham adalah atlet China, Liu Zhongxin, yang tidak turun di Asian Games. Ketidakhadiran Liu memberikan keuntungan besar baginya.
“Psikologis (Harris) memang sudah siap karena berkali-kali event sudah dilalui. Dia pemain senior. Persiapan juga cukup matang. Tidak ada cedera. Jadi memang sudah siap. Awalnya kami minta tidak usah terbebani, seperti latihan biasa saja. Nanti malah kepikiran,” ucap Ngatino.
Menurut Ngatino, sudah waktunya Harris untuk bersinar. “Kadang-kadang ada pengaruh luck, kadang nggak dapet. Ini puncak perjuangan dia. Anaknya memang gigih. Asian Games dulu juga cuma peringkat 9. sekarang jadi emas luar biasa. Bisa dilihat dari penampilan tadi, jam terbang dia sudah terbukti,” tuturnya.
Adapun pemusatan latihan tim wushu tidak terputus setelah SEA Games Kamboja. Mereka sudah berlatih di China sejak akhir Juni bersama tim pemusatan latihan daerah Tianjin. Selain para pewushu bisa lebih fokus latihan, mereka juga bisa mengamati langsung atlet-atlet lokal yang punya pendekatan teknik dan jurus berbeda.
Tradisi emas Asian Games pun kembali terjaga. Indonesia selalu berhasil meraih satu emas sejak gagal di Guangzhou 2010. Berturut-turut, penyumbang emas itu adalah Juwita Niza Wasni (Incheon 2014) dan Lindswell Kwok (Jakarta-Palembang 2018). Tim wushu kembali ditargetkan meraih satu emas di Hangzhou.
Sebelumnya, tim wushu juga sudah menyumbang satu perak dari pewushu andalan Edgar Xavier Marvelo di nomor changquan (tangan kosong). Indonesia masih berpeluang mendapatkan medali dari wushu. Peraih dua emas di Universiade Chengdu 2021 yang digelar pada 2023, Nandhira Mauriska, masih akan tampil esok hari.
“Ramai di nomor aku (persaingannya). Ada atlet tuan rumah (Lai XiaoXiao) sama atlet Vietnam yang pernah mengalahkan aku (Duong Thuy Vi). Jadi ya fokus memberikan yang terbaik saja. Tidak mau terlalu dijadikan beban, nanti malah tidak lepas pas tampil,” ucap Nandhira yang akan menjalani debut di Asian Games.