Bingkisan Hari Raya hingga Posko Kolaborasi di Medan Berat
Pandemi Covid-19 berdampak secara ekonomi bagi masyarakat. Di tengah situasi itu, muncul berbagai solidaritas yang menumbuhkan harapan. Ada yang mengantar bingkisan hari raya hingga ke pedalaman dan melintasi lumpur.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·4 menit baca
BAITULMAAL MUNZALAN INDONESIA SINTANG/URAY
Baitulmaal Munzalan Indonesia di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, sedang membagikan beras kepada warga yang memerlukan. Infak beras sudah dilakukan sejak November 2018. Sejak pandemi ini, berbagai program dilaksanakan, termasuk bingkisan hari raya.
Pandemi Covid-19 berdampak secara ekonomi pada masyarakat. Di tengah situasi itu, muncul berbagai solidaritas yang menumbuhkan harapan. Ada yang mengantar bingkisan hari raya hingga ke pedalaman, melintasi jalan berlumpur belasan jam. Ada juga pihak yang membentuk posko kolaborasi.
Anggota pasukan amal shaleh (Paskas) Baitulmaal Munzalan Indonesia di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, menggalang bantuan yang disebut bingkisan hari raya bagi masyarakat tidak mampu. Sejak awal Mei, mereka mendistribusikan bantuan.
Bingkisan hari raya diberikan, antara lain, kepada para santri yang sedang berada di rumah karena libur sejak pandemi, anak yatim, dan panti asuhan. Untuk mendistribusikan bantuan, para Paskas Baitulmaal Munzalan Indonesia Kabupaten Sintang melintasi jalan yang tidak mudah dilintasi. ”Terkadang jalur yang dilintasi jalan setapak. Dengan kondisi seperti itu, hanya bisa menggunakan sepeda motor. Paket bingkisan hari raya dipangku rekan di belakang. Ada delapan hingga 10 paket yang dibawa,” ujar pembina Baitulmaal Munzalan Indonesia Kabupaten Sintang, Uray Bilchairi Jakti, Jumat (15/5/2020).
Tak hanya melintasi jalan setapak, mereka juga melintasi jembatan kecil dan jalan berlumpur. Meskipun demikian, seberat apa pun jalan, tetap mereka tempuh. Dengan adanya bingkisan hari raya tersebut, diharapkan setidaknya ada kebahagiaan yang dirasakan oleh masyarakat yang tidak mampu.
Baitulmaal Munzalan Indonesia di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, sedang membagikan beras kepada warga yang memerlukan. Infak beras sudah dilakukan sejak November 2018. Sejak pandemi ini, berbagai program dilaksanakan, termasuk bingkisan hari raya.
Saking beratnya jalan yang dilintasi, meski mobil mereka memang khusus untuk melintasi jalan berlumpur, masih terjebak lumpur. ”Lama perjalanan kami pulang-pergi dari pedalaman Sintang pernah sampai 17 jam,” ujar Uray.
Bingkisan hari raya akan dibagikan hingga menjelang Lebaran. Target ada 1.000 paket. Dalam satu paket berisi, antara lain beras, biskuit, gula, teh dan telur. Sejauh ini yang sudah didistribusikan sekitar separuhnya.
Baitulmaal Munzalan Indonesia Kabupaten Sintang membagikan bingkisan hari raya menjelang Lebaran karena di bulan sebelumnya sudah banyak organisasi-organisasi lain menyalurkan bantuan. Dengan dibagikan menjelang Lebaran, masyarakat yang tidak mampu diharapkan masih memiliki cadangan bahan makanan pokok baru saat Lebaran.
Uray mengatakan, jauh sebelum pandemi Covid-19 merebak, gerakan sosial sudah lama dilakukan lembaga tersebut. Awalnya berupa beras, setidaknya sudah sejak November 2018. Beberapa bulan setelah itu, berupa program lain. Di tengah pandemi dan menjelang Lebaran ini berupa bingkisan hari raya.
Uskup Agung Pontianak Mgr Agustinus Agus Pr dan Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta Nazaruddin Umar dalam Temu Pastore Keuskupan Agung Pontianak, dialog ”Persaudaraan Insani untuk Indonesia Damai”, di Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa (28/1/2020).
Selain itu, ada juga yang membentuk posko kolaborasi di Kalbar. Keuskupan Agung Pontianak, misalnya, membuka posko kolaborasi dengan berbagai pihak, antara lain dengan Gerakan Pemuda Ansor, Yayasan Landak Bersatu, dan Yayasan Penamas Mulia sejak Maret.
Bantuan dari berbagai pihak pun mengalir ke rekening yang telah dibuka. ”Kita bangga bahwa semakin banyak orang yang peduli terhadap sesamanya tanpa memandang asal-usul latar belakang,” ujar Uskup Agung Pontianak Mgr Agustinus Agus Pr, April lalu.
Komunitas-komunitas yang ada di Kota Pontianak juga menggalang bantuan bahan makanan pokok bagi warga terdampak Covid-19. Misalnya, posko ”Gerakan Tolong Menolong Sembako Covid-19”. Posko tersebut didirkan sejumlah komunitas, antara lain Akademi Ide Kalimantan, Rumah Zakat, dan Sayang Pontianak.
Mereka mendirikan pokso di beberapa lokasi. Bantuan dari berbagai lapisan masyarakat ada yang kebutuhan pokok, ada juga uang tunai. ”Kalau sumbangan dalam bentuk uang tunai, kami belikan kebutuhan pokok, baru disalurkan,” ujar Ketua Akademi Ide Kalimantan Beny Than Heri.
KOMPAS/EMANUEL EDI SAPUTRA (ESA) 31-03-2020
Ketua Akademi Ide Kalimantan Beny Than Heri menata barang kebutuhan pokok sumbangan berbagai pihak di posko Gerakan Tolong-menolong Sembako Covid-19, Selasa (31/3/2020), di Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Posko itu didirikan sejumlah komunitas di Pontianak untuk membantu sesama yang terkena dampak secara ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Kebutuhan pokok dibagikan kepada masyarakat yang tidak mampu di Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya. Untuk mencari di mana masyarakat yang memerlukan, sukarelawan langsung mengecek ke lapangan.
Setelah diketahui, perwakilan sukarelawan atau pihak RT mengambil paket kebutuhan pokok ke posko sehingga tidak terjadi kerumunan massa. ”Terkadang kalau kami melihat pemulung atau pekerja informal melintas di posko langsung kami panggil dan diberi paket bantuan kebutuhan pokok,” ujar Beny.
Mahasiswa di Pontianak pun demikian. Meskipun mereka kesulitan di tengah pandemi karena tetap harus kuliah secara daring, banyak yang tergugah untuk menggalang bantuan bagi rekan-rekannya yang kesulitan bahan makanan pokok.
Di Pontianak ada banyak mahasiswa dari perantauan yang memilih tetap bertahan di Pontianak demi bisa kuliah daring. Jika mereka pulang kampung akan kesulitan karena kampung mereka tidak ada sinyal internet. Pandemi sulit diprediksi kapan berakhir. Di tengah situasi seperti itu seakan tak ada harapan. Namun, saat yang sama, semangat solidaritas itu tumbuh yang memberikan harapan di tengah pandemi Covid-19.