Ironi Sekolah Tanpa Perpustakaan
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F12%2F20180914_101212.jpg)
Siswa kelas 2 SD Inpres 14 Ende di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur, antusias memilih buku bacaan yang diminati. Dengan dukungan Taman Bacaan Pelangi, sebanyak 38 SD di Kabupaten Ende dibantu untuk mengembangkan perpustakaan sekolah ramah anak untuk meningkatkan minat baca siswa sejak dini. (14/9/2018)
Puluhan ribu sekolah dari seluruh jenjang pendidikan belum memiliki perpustakaan. Kekurangan perpustakaan sekolah terjadi pada hampir semua daerah, terutama di bagian timur Indonesia. Hal ini menjadi ironi di tengah rendahnya tingkat literasi masyarakat Indonesia.
Merujuk data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, terdapat lebih dari 70.000 sekolah yang belum memiliki perpustakaan selama empat tahun terakhir. Sekolah tersebut terdiri dari semua jenjang, baik pendidikan dasar (SD dan SMP) maupun pendidikan menengah (SMA dan SMK).
Pada tahun ajaran 2014/2015, terdapat 77.813 sekolah yang belum memiliki perpustakaan. Jumlah ini menurun hingga sepuluh persen pada tahun ajaran 2017/2018 lalu. Meski berkurang, jumlah sekolah tanpa perpustakaan masih cukup besar, yaitu 70.116 sekolah atau 33 persen dari total sekolah di Indonesia.
Menilik berdasarkan tingkatan, pendidikan dasar merupakan jenjang dengan jumlah sekolah tanpa perpustakaan yang lebih besar dibandingkan dengan jenjang pendidikan menengah. Pada tahun ajaran 2017/2018, terdapat 62.624 sekolah atau 33 persen dari total sekolah pada jenjang ini yang belum memiliki perpustakaan. Jumlah ini lebih besar dibandingkan jenjang pendidikan menengah, yaitu 7.492 sekolah atau 28 persen dari total sekolah yang ada.
Sekolah dasar menjadi jenjang pendidikan dengan jumlah sekolah tanpa perpustakaan terbesar dibandingkan jenjang pendidikan lainnya. Pada jenjang SD, 36 persen atau 53.694 sekolah masih belum memiliki perpustakaan pada tahun ajaran 2017/2018.
Banyaknya sekolah dasar tanpa perpustakaan disebabkan oleh besarnya jumlah sekolah pada jenjang ini dibandingkan dengan tingkat pendidikan lainnya. Pada tahun ajaran 2017/2018 misalnya, terdapat 148.244 sekolah dasar. Jumlah sekolah ini lebih besar dibandingkan jenjang pendidikan lainnya seperti SMP (38.960 sekolah), SMA (13.495 sekolah), dan SMK (13.710 sekolah).
Berdasarkan status, sekolah negeri memiliki lebih banyak perpustakaan dibandingkan dengan sekolah swasta. Dari total 659.109 sekolah negeri di Indonesia, 65 persen di antaranya telah memiliki perpustakaan. Sementara untuk sekolah swasta, 62 persen dari 185.818 sekolah swasta juga telah memiliki perpustakaan sekolah.

Sebaran wilayah
Meski secara persentase total sekolah yang memiliki perpustakaan telah melebihi 50 persen, kebutuhan perpustakaan sekolah masih sangat tinggi pada berbagai jenjang pendidikan di sejumlah daerah. Daerah Indonesia bagian timur seperti Papua dan Papua Barat misalnya, masih membutuhkan perpustakaan sekolah dalam jumlah besar pada setiap jenjang pendidikan.
Sejak tahun ajaran 2014/2015 hingga 2017/2018, Papua menjadi daerah dengan persentase sekolah tanpa perpustakaan terbesar di Indonesia. Pada tahun 2017/2018, 61 persen sekolah di Papua masih belum memiliki perpustakaan.
Kebutuhan perpustakaan terbesar di Papua adalah pada jenjang sekolah dasar. Hanya 30 persen SD pada daerah ini yang telah memiliki perpustakaan. Sementara 70 persen atau 1.735 SD di Papua digunakan tanpa dilengkapi dengan fasilitas perpustakaan.
Senada, sebagian besar sekolah-sekolah di Papua Barat juga belum dilengkapi dengan perpustakaan. Pada tahun ajaran 2017/2018, 53 persen sekolah di Papua Barat belum memiliki perpustakaan. Kebutuhan perpustakaan terbesar di Papua Barat adalah pada jenjang sekolah dasar, yaitu sebesar 62 persen dari total sekolah dasar di Papua Barat.
Di Pulau Jawa, Provinsi Jawa Barat juga masih membutuhkan perpustakaan dengan jumlah yang cukup besar. Daerah ini menduduki peringkat ketiga setelah Papua dan Papua Barat dengan persentase sekolah tanpa perpustakaan terbesar di Indonesia.
Berdasarkan data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 42 persen sekolah di Jawa Barat belum memiliki perpustakaan. Sama halnya dengan Papua dan Papua Barat, kebutuhan perpustakaan terbesar adalah pada jenjang pendidikan SD, yaitu sebesar 9.217 sekolah atau 47 persen dari total SD di seluruh Jawa Barat.
Pada kota besar seperti Jakarta, perpustakaan juga masih belum dimiliki oleh semua sekolah. Pada tahun ajaran 2017/2018 lalu, terdapat 20 persen sekolah di Jakarta yang belum dilengkapi fasilitas perpustakaan. Kebutuhan perpustakaan terbesar terdapat pada jenjang SD, yaitu sebesar 26 persen dari total SD di DKI Jakarta.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F11%2F20181113_BELAJAR-KELILING_A_web_1542101553.jpg)
Murid membaca buku koleksi mobil perpustakaan keliling yang singgah di SD Negeri Mrisen, Desa Mrisen, Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Selasa (13/11/2018). Kehadiran mobil yang membawa sedikitnya 700 buah buku tersebut setiap dua minggu sekali merupakan hal yang dinanti oleh para murid sekolah itu.
Kebutuhan perpustakaan
Banyaknya sekolah yang masih belum memiliki perpustakaan menjadi ironi di tengah rendahnya tingkat literasi masyarakat Indonesia. Pada tahun 2016 lalu, Central Connecticut State University dari Amerika Serikat merilis hasil survei yang menunjukkan rendahnya tingkat literasi di Indonesia. Dari total 61 negara yang dirilis, Indonesia menduduki peringkat ke-60.
Berdasarkan survei tersebut, tingkat literasi di Indonesia masih kalah dibandingkan dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara lainnya. Thailand, Malaysia, dan Singapura menduduki peringkat yang lebih tinggi dibandingkan Indonesia pada survei ini.
Perpustakaan dibutuhkan seiring rendahnya tingkat literasi masyarakat Indonesia. Kehadiran perpustakaan di sekolah dapat menjadi salah satu jalan untuk meningkatkan budaya baca, terutama bagi pelajar di Indonesia.
Kepemilikan perpustakaan pada setiap sekolah telah diatur oleh pemerintah. Hal ini tertera dalam Undang-Undang Nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan. Dalam beleid ini, setiap sekolah diamanatkan untuk menyelenggarakan perpustakaan yang memenuhi standar nasional.
Setiap sekolah juga diamanatkan untuk mengalokasikan minimal lima persen dari anggaran belanja operasional untuk pengembangan perpustakaan. Hanya saja, belum semua sekolah melaksanakan amanat dari undang-undang ini.

Penambahan perpustakaan
Di tengah besarnya kebutuhan terhadap perpustakaan sekolah, masih terdapat harapan penambahan jumlah perpustakaan pada berbagai daerah. Pasalnya, perhatian yang besar mulai diberikan pada sekolah-sekolah di sejumlah daerah untuk pembangunan perpustakaan sekolah.
Salah satu daerah yang memiliki banyak perpustakaan sekolah adalah Provinsi Jawa Tengah. Pada tahun ajaran 2017/2018 lalu, terdapat 383 perpustakaan untuk jenjang SMA Negeri pada daerah ini. Jumlah perpustakaan ini lebih banyak dibandingkan dengan jumlah SMA Negeri pada daerah tersebut sebesar 362 sekolah.
Senada, jumlah perpustakaan pada jenjang pendidikan menengah di Daerah Istimewa Yogyakarta juga melebihi dari jumlah sekolah yang ada. Dari 69 SMA Negeri, terdapat 73 perpustakaan sekolah. Artinya, terdapat sekolah yang memiliki lebih dari satu perpustakaan.
Jumlah perpustakaan juga tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan jumlah sekolah. Pada tahun ajaran 2014/2015 misalnya, terdapat 131.152 perpustakaan sekolah. Jumlah perpustakaan sekolah ini meningkat sebesar 10 persen menjadi 144.293 perpustakaan pada tahun ajaran 2017/2018. Pada kurun waktu yang sama, jumlah sekolah hanya bertambah sebesar tiga persen. Hal ini mengindikasikan bahwa sekolah-sekolah lama telah mulai membangun perpustakaan.
Persentase sekolah yang memiliki perpustakaan juga semakin besar dalam empat tahun terakhir. Pada tahun ajaran 2014/2015, hanya 63 persen sekolah di Indonesia telah memiliki perpustakaan. Persentase ini meningkat hingga tahun ajaran 2017/2018 menjadi 67 persen sekolah.
Dari seluruh provinsi di Indonesia, Kepulauan Bangka Belitung menjadi daerah dengan persentase sekolah tanpa perpustakaan terkecil dibandingkan daerah lainnya. Pada daerah ini, hanya empat persen sekolah yang belum memiliki perpustakaan pada tahun ajaran 2017/2018 lalu.
Hanya saja, penambahan perpustakaan ini belum dapat mengimbangi jumlah sekolah yang ada di Indonesia. Pembangunan perpustakaan tetap perlu dilakukan agar seluruh sekolah pada setiap jenjang pendidikan memiliki perpustakaan. Sebab, perpustakaan adalah kebutuhan abadi dalam ranah pendidikan yang tak lekang oleh zaman dan perkembangan teknologi sekalipun. (Dedy Afrianto/Litbang Kompas)