Tingkat suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5,75 persen, suku bunga "deposit facility" sebesar 5,00 persen, dan suku bunga "lending facility" sebesar 6,50 persen.
Oleh
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
·2 menit baca
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO (TOK)
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (tengah) usai memimpin konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia didampingi para deputi, (dari kiri) Juda Agung, Dody Budi Waluyo, Doni P Joewono, dan Aida S Budiman di Gedung BI, Jakarta, Kamis (16/3/2023). BI tetap mempertahankan suku bunga acuan pada 5,75 persen.
JAKARTA, KOMPAS — Bank Indonesia atau BI kembali mempertahankan tingkat suku bunga acuan pada level 5,75 persen. Suku bunga acuan ini telah bertahan selama tiga bulan sejak keputusan Rapat Dewan Gubernur BI menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin pada Januari 2023.
“Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan pada level 5,75 persen,” ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam jumpa pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, Kantor Pusat BI, Jakarta, Selasa (18/4/2023).
Turut hadir mendampingi Perry dalam jumpa pers itu jajaran dewan gubernur, yakni Deputi Gubernur BI Juda Agung, Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti, Deputi Gubernur BI Doni Primanto Joewono, dan Deputi Gubernur BI Aida S Budiman.
Dengan demikian, tingkat suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5,75 persen, suku bunga deposit facility sebesar 5,00 persen, dan suku bunga lending facility sebesar 6,50 persen. Posisi tingkat suku bunga acuan ini telah bertahan selama tiga bulan sejak keputusan RDG BI menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin pada Januari 2023.
Perry menjelaskan, tingkat suku bunga acuan itu dinilai memadai untuk mengendalikan indeks harga konsumen (IHK) kembali pada kisaran 2-4 persen lebih cepat di 2023 ini. Adapun nilai suku bunga itu juga dinilai memadai untuk menjaga inflasi inti terjaga di kisaran 2-4 persen di sepanjang tahun 2023.
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi pada Maret 2023 sebesar 4,97 persen secara tahunan. Tingkat inflasi ini menurun dibandingkan inflasi pada Februari 2023 yang sebesar 5,47 persen secara tahunan.
Tingkat inflasi secara tahunan ini masih berada di atas target pengendalian inflasi BI tahun ini yang sebesar 2-4 persen. Sementara itu, tingkat inflasi inti pada Maret 2023 tercatat sebesar 2,94 persen secara tahunan. Tingkat inflasi inti masih berada dalam rentang target pengendalian inflasi inti BI tahun ini yang berada dalam kisaran 2-4 persen.
Selain tingkat inflasi yang terkendali, nilai tukar rupiah juga dalam tren apresiasi. Mengutip kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), sejak akhir Maret hingga 17 April 2023, tren kurs rupiah menguat. Pada penutupan perdagangan 30 Maret, kurs rupiah berada pada level Rp 15.062 per dollar AS, sedangkan pada 17 April kurs tercatat pada level Rp 14.773 per dollar AS.
Dihubungi terpisah, Peneliti Makroekonomi dan Pasar Keuangan di Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Teuku Riefky menjelaskan, keputusan BI untuk mempertahankan suku bunga acuan itu sudah tepat. Sebab, tingkat inflasi terkendali dan kian melandai.
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO (TOK)
Karyawan menghitung dollar AS di tempat penukaran valuta asing PT Valuta Artha Mas, ITC Kuningan, Jakarta, Jumat (10/3/2023). Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), kemarin, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS adalah Rp 15.468 per dollar AS. Melemah 30 poin dibandingkan sehari sebelumnya.
“Tingkat inflasi bergerak ke arah penurunan dan makin mendekati kisaran target BI, yakni 3 plus minus 1 persen,” kata Riefky.
Ia menambahkan, dari sisi eksternal, tekanan untuk menunda pengetatan moneter oleh AS telah menciptakan momentum aliran dana ke pasar negara berkembang, termasuk Indonesia, sehingga terjadi aliran modal masuk sebesar Rp 8,21 triliun pada minggu kedua April 2023. Dampaknya, rupiah sempat menguat hingga Rp14.750 per dollar AS pada 13 April 2023, menjadikannya salah satu yang memiliki kinerja terbaik di antara negara berkembang lainnya.
“Mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, kami melihat bahwa BI sebaiknya mempertahankan suku bunga kebijakannya pada 5,75 persen bulan ini sembari terus menerapkan langkah-langkah makroprudensial untuk mendukung momentum pertumbuhan,” ucap Riefky.