Jemaah Tiba di Mina dalam Rangkaian Ibadah Haji di Tengah Pandemi
Ibadah haji tahun ini berlangsung tidak seperti biasanya. Selain jumlah jemaahnya yang dibatasi, protokol kesehatan juga diterapkan sejak pendaftaran hingga nanti setelah ibadah haji selesai.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·4 menit baca
MEKKAH, RABU – Jemaah memulai ibadah haji di kota suci Mekkah, Arab Saudi, Rabu (29/7/2020), pada masa pandemi Covid-19. Kantor berita Arab Saudi, SPA, melaporkan bahwa jemaah sudah tiba di Mina setelah menjalani tawaf atau mengelilingi Ka\'bah tujuh kali di Masjidil Haram dan sai atau berjalan dan berlari-lari kecil pulang pergi tujuh kali dari Safa ke Marwa di kompleks masjid tersuci bagi umat Muslim itu.
Mereka menginap di Mina semalam sebelum menunaikan wukuf, salah satu rukun haji, di Padang Arafah, Kamis ini. Ibadah haji, salah satu rukun Islam dan wajib bagi umat Muslim yang mampu, ini diselenggarakan dengan protokol kesehatan yang ketat dan jumlah jemaah yang dibatasi untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Jemaah berjalan menuju Masjidil Haram secara berkelompok untuk menjalani tawaf. Jemaah haji wajib memakai masker dan menjaga jarak fisik selama ritual ibadah haji berlangsung.
Saat mulai memasuki Kota Mekah akhir pekan lalu, para calon jemaah haji terpilih itu diukur suhu tubuhnya dan menjalani karantina di rumah atau di hotel di Mekkah. Sebelum memasuki Mekkah, mereka juga wajib menjalani tes Covid-19. Setelah menunaikan ibadah haji, mereka juga wajib menjalani karantina selama seminggu.
Media milik pemerintah Arab Saudi memperlihatkan petugas kesehatan membersihkan koper para jemaah dengan disinfektan. Jemaah haji kemudian diberi gelang elektronik yang memungkinkan otoritas setempat memantau pergerakannya.
Para jemaah juga diberi sejumlah perlengkapan haji, termasuk kerikil untuk melempar jamrah, disinfektan, masker, sajadah, hingga baju ihram. Tahun ini, jemaah haji juga hanya bisa meminum air Zamzam dalam botol plastik.
“Saya tidak menyangka, di antara jutaan umat Muslim, saya mendapat berkah diberi izin untuk menunaikan ibadah haji,” kata salah seorang jemaah haji Abdullah al-Kathiri dalam video yang dirilis oleh Kementerian Media Arab Saudi. “Ini perasaan yang tidak bisa digambarkan... terutama karena ini haji pertama saya.”
Sehari sebelum rangkaian ibadah haji dimulai, para pekerja membersihkan area sekitar Ka\'bah dengan disinfektan. Dengan tangan kosong, seorang pekerja terlihat melumuri dinding luar luar Ka\'bah dengan parfum.
Otoritas haji telah menutup Ka\'bah tahun ini. Jemaah haji dilarang menyentuhnya untuk mengurangi risiko penyebaran covid-19. Arab Saudi juga mendirikan banyak fasilitas kesehatan, klinik bergerak, dan menyiapkan ambulans untuk melayani para jemaah.
“Tidak ada masalah keamanan dalam musim haji tahun ini, tapi jumlah jemaah yang dikurangi bertujuan untuk melindungi jemaah dari bahaya pandemi,” kata Direktur Keamanan Publik Arab Saudi Khalid bin Qarar Al-Harbi.
Akses ke Mekkah ketat
Pada musim haji tahun ini media internasional dilarang meliput. Pemerintah Arab Saudi menyiarkan langsung jalannya ibadah haji dari Masjidil Haram. Akses masuk ke kota suci Mekkah juga diperketat.
Otoritas Arab Saudi semula mengatakan bahwa hanya sekitar 1.000 jemaah haji yang ada di Saudi yang diizinkan menjalani ibadah haji tahun ini. Tetapi, media lokal melaporkan bahwa jemaah haji yang diizinkan berhaji sebanyak 10.000 orang. Sekitar 70 persen jemaah merupakan ekspatriat di Arab Saudi dan sisanya adalah warga setempat. Jumlah ini jauh lebih sedikit dibanding jamaah haji tahun lalu yang mencapai 2,5 juta orang.
Kementerian Haji menyatakan, ekspatriat di Arab Saudi yang berasal dari 160 negara berkompetisi dalam proses seleksi daring untuk melaksanakan ibadah haji tahun ini. Namun, tidak disebutkan berapa banyak ekspatriat yang mendaftar. Syarat menjadi jemaah haji adalah berusia antara 20 hingga 50 tahun, tidak sedang sakit parah, tidak menunjukkan gejala Covid-19, dan belum pernah berhaji sebelumnya.
Sejumlah ekspatriat pendaftar mengeluh karena seleksi oleh Pemerintah Arab Saudi tidak jelas jelas dan mereka yang tidak terpilih tidak diberi alasan mengapa mereka tidak dipilih.
Kementerian Haji Arab Saudi pun dibanjiri protes dari pendaftar yang tidak terpilih di Twitter. Akan tetapi, kepada stasiun televisi Al-Arabiya, Menteri Urusan Umrah dan Haji Mohammad Benten bersikeras bahwa proses seleksi calon jemaah haji telah transparan. Ia juga menambahkan bahwa “faktor kesehatan” calon jemaah menjadi basis seleksi.
Arab Saudi menjadi salah satu negara dengan kasus Covid-19 terbanyak di Timur Tengah dengan jumlah kasus hampir mencapai 270.000.
Terlepas dari pandemi yang sedang berlangsung, banyak jemaah yang berpendapat bahwa ibadah haji tahun ini lebih aman. Jumlah jemaah yang sedikit tidak menimbulkan kerumunan besar yang berjejalan di beberapa titik ritual ibadah haji. Sedikitnya jumlah jemaah juga tidak menimbulkan konsekuensi logistik dan persoalan kesehatan yang besar.
Sementara para analis berpendapat, keputusan Pemerintah Arab Saudi yang membatasi jumlah jemaah haji tahun ini sudah tepat agar tidak menimbulkan risiko penyebaran Covid-19. Tetapi, keputusan ini akan semakin memperdalam kemerosotan ekonomi Saudi.
Arab Saudi menghadapi harga minyak yang menurun akibat anjloknya permintaan global di tengah pandemi. Hal ini kemudian memicu penghematan termasuk menaikkan tiga kali lipat pajak pertambahan nilai dan memotong tunjangan pegawai pemerintah.
Pandemi juga telah memukul bisnis-bisnis yang mengandalkan ibadah haji yang mempekerjakan ribuan pekerja di Mekkah mulai dari agen perjalanan hingga pangkas rambut pinggir jalan dan toko cinderamata. Ibadah haji dan umrah sepanjang tahun biasanya menghasilkan 12 miliar dollar AS setahun. (AFP/AP)