Ke Mana Mourinho Akan Berlabuh?
Sejak dipecat Manchester United pada Desember 2018, Jose Mourinho benar-benar menikmati hidupnya sebagai seorang suami dan ayah. Namun, bagaimanapun, kehidupan Mourinho sulit jauh dari sepak bola.
Sejak dipecat oleh Manchester United pada Desember 2018, Jose Mourinho benar-benar menikmati hidupnya sebagai seorang suami dan ayah. Dia menghabiskan waktunya bersama keluarga di Setubal, Portugal.
Mantan pelatih Chelsea, Inter Milan, dan Real Madrid tersebut lebih banyak menikmati waktunya bersama sang istri, Tami, serta kedua anaknya, Mathilde dan Jose Mario. Namun, bagaimanapun, kehidupan Mourinho sulit jauh dari sepak bola. Dia sering terlihat menonton laga-laga amatir di dekat kediamannya di Azeitao dan terakhir menjadi analis di kanal BeinSports.
Musim panas 2019 dinilai momen paling tepat bagi Mourinho untuk kembali berada di dug-out.
Sangat populer dengan julukan ”The Special One” akibat kepongahannya setelah mengantarkan FC Porto menjuarai Liga Champions, banyak penggemar sepak bola meyakini pria kelahiran Setubal, 26 Januari 1963, tersebut pasti akan kembali menjadi juru latih dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi.
Musim panas 2019 dinilai momen paling tepat bagi Mourinho untuk kembali berada di dug-out. Semakin mendekatnya akhir musim dan dimulainya musim baru, spekulasi tentang ke mana Jose akan berlabuh menjadi keseruan tersendiri sembari menanti akhir sejumlah kompetisi elite Eropa.
Spekulasi tentu saja menjadi santapan empuk media tentang ke mana Mourinho akan menentukan pilihannya. Meski selalu menjadi kontroversi dan kisah perseteruannya dengan manajemen klub atau kelompok pemainnya sendiri, banyak klub elite dunia memimpikan bisa mendapatkan jasanya. Dikenal sebagai ahli strategi yang sangat oportunis, cenderung menghalalkan segala cara, Mourinho telah membuktikan keandalannya dengan begitu banyaknya gelar prestisius di lemari koleksi pialanya.
Selain gelar juara Liga Champions Eropa bersama FC Porto, klub yang terbilang ”medioker” di pergaulan elite ”Benua Biru”, prestasi fenomenal lainnya adalah membawa Inter Milan meraih treble winner pada 2010. Bagi sejumlah kalangan, pencapaian paling spektakuler Mourinho adalah mengantarkan Chelsea kembali menjadi juara Inggris setelah lebih kurang setengah abad lamanya klub asal London itu tak pernah mengecap juara di level tertinggi kompetisi domestik. Bersama ”The Blues” dalam dua kesempatan, Mou bahkan mempersembahkan tiga gelar juara Premiership.
Di Old Trafford selama dua setengah musim, meski dianggap tidak terlalu cemerlang, Jose Mourinho paling tidak mampu memperbanyak koleksi piala di Teater Impian, termasuk gelar Liga Europa yang meski tidak begitu prestisius tetapi tetap sebuah pencapaian besar.
Spekulasi tentang Mou memanas saat Real Madrid memecat Santiago Hernan Solari setelah klub superkaya itu tersingkir di dua piala, Copa del Rey dan Liga Champions, hanya dalam tempo dua pekan. Meski demikian, spekulasi itu tak berlangsung lama setelah manajemen ”El Real” sukses membujuk legenda mereka, Zinedine Zidane, untuk pulang ke Bernabeu.
One down, many to go, Mou bisa pergi ke mana pun dia mau. Dalam sebuah wawancara di BeinSports, pelatih yang sangat sering berseteru dengan awak media itu mengatakan paling tidak ada tiga atau empat tawaran pekerjaan dan dia tengah mempersiapkan diri untuk satu pekerjaan baru. ”Saya akan kembali musim panas mendatang pada Juni untuk sebuah klub baru dan pra-musim baru,” ujar Mou seperti dikutip BBC.
Tanpa menyebut spesifik klub, Mou menambahkan, dirinya paham persis apa yang dia maui dan tidak hendaki. ”Saya paham yang saya inginkan, bukan bicara klub secara spesifik, tetapi sifat alami dan dimensi pekerjaan tersebut,” ujar Mou berfilosofi.
Ogah melatih timnas
Seperti halnya Sir Alex Ferguson yang mempersembahkan begitu banyak gelar bagi Manchester United tetapi tidak pernah berani mengambil tantangan besar menangani tim nasional sebuah negara, demikian pula Jose Mourinho. Ditanya apakah ada kemungkinan dia menangani sebuah timnas pada Piala Dunia 2020 di Qatar, dengan tegas dia mengatakan tidak.
”Saya lebih suka menangani sebuah tim dengan jadwal hari ke hari, pekerjaan harian, dan banyak pertandingan,” ucap Mou. ”Saya sangat menikmati suasana laga dan saya hanya ingin berada di level klub.”
Sejauh ini, Mou memang belum dikaitkan dengan timnas negara tertentu, bahkan dengan Portugal yang akan mempertahankan gelarnya sebagai juara Eropa. Dia pun mengakui belum ada klub yang mengontaknya secara intens untuk pekerjaan musim panas mendatang. Mou juga menampik spekulasi yang mengaitkan dirinya dengan Benfica, salah satu klub ternama Portugal setelah FC Porto.
”Saya belum menerima tawaran. Kalaupun saya menerima, presiden klublah yang akan tahu duluan keputusan saya,” ujar Jose Mourinho.
Tidak terlalu sulit mengaitkan Mourinho dengan Benfica. Ia pernah melatih klub ternama asal kota Lisabon tersebut pada 2000, tetapi hanya berlangsung singkat, yaitu sembilan laga saja. Benfica baru-baru ini ditinggalkan pelatihnya, Rui Vitoria, yang memilih pergi ke Jazirah Arab untuk melatih klub Al-Nassr.
Sejumlah kemungkinan
Jika tidak melatih sebuah timnas, pun tidak kembali ke Estadio da Luz, lantas ke mana pelatih yang kerap bermulut tajam ini akan memulai lagi karier manajerialnya?
Setelah Real Madrid menunjuk kembali Zidane, peluang Mourinho pergi ke Spanyol praktis tertutup. Bagaimanapun, Mou tidak ingin melatih dengan kategori yang lebih rendah daripada El Real.
Satu-satunya tim di La Liga yang setara dengan El Real hanyalah Barcelona. Namun, membayangkan Mou berada di Camp Nou rasanya seperti berimajinasi Alex Ferguson melatih Liverpool. Mustahil. Mou begitu dibenci publik Catalonia dan Barcelona tidak punya tradisi merekrut pelatih yang berpotensi membuat gerah ruang ganti, sehebat apa pun dia.
Di luar Real Madrid dan Barcelona, Mou praktis tidak lagi punya peluang untuk dipinang. Klub yang paling dekat dengan duet penguasa La Liga hanyalah Atletico Madrid yang baru saja memperpanjang kontrak Diego Simeone di Wanda Metropolitano sampai dengan 2022. Klub lain, semisal Sevilla, Valencia, dan Getafe, bukanlah tim-tim level atas yang ingin dituju Mourinho. Mereka bukan kelasnya.
Bagaimana dengan Inggris? Akan menjadi kejutan besar jika Mou mendaratkan ambisinya di tanah kelahiran sepak bola modern tersebut. Uniknya, sebelum MU memastikan Ole Gunnar Solskjaer sebagai manajer, banyak yang menilai kemungkinan terbesar Mou justru mendarat lagi di Old Trafford.
Namun, spekulasi itu langsung tertutup setelah ”Setan Merah” mempermanenkan Solskjaer sebagai manajer menggantikan Mourinho. Dalam pernyataan klub ini pada Kamis (28/3/2019), MU mengikat pelatih asal Norwegia ini selama tiga tahun.
Solskjaer sejauh ini dinilai berhasil dengan mengangkat pasukan ”Setan Merah” mendekati posisi empat besar dan lolos ke babak perdelapan final Liga Champions. Dalam 21 laga di semua kompetisi, Solskjaer mencatatkan hasil 14 kali menang, dua imbang, dan tiga kali kalah.
Meski perjalanan United bersama Solskjaer mulai menemukan tanjakan terjal di liga domestik, penggemar mereka yakin Paul Pogba dan kawan-kawan akan menyelesaikan musim ini di zona Liga Champions. Hal itu sudah cukup untuk membuat manajemen MU mengikat Solskjaer secara permanen.
Setelah peluang kembali ke Old Trafford tertutup, tim Inggris yang bisa menjadi tujuan Mou adalah Chelsea yang pernah dilatihnya selama dua kali. Namun, apakah Chelsea mau memberi kesempatan untuk ketiga kalinya kepada pelatih yang kerap menimbulkan ”kerusakan suasana” di ruang ganti ini?
Tim lain yang banyak disebut adalah Arsenal dan Tottenham Hotspur. Arsenal di bawah Unai Emery tampaknya mengalami masa-masa yang sulit dan gamang, sementara Mauricio Pochettino dikabarkan segera pergi jika keinginannya menambah pemain bintang tak dipenuhi manajemen.
Namun, baik Arsenal maupun Spurs tampaknya tak ingin terlalu mengambil risiko dengan menempatkan Mou di posisi manajer. Dengan karakternya yang arogan, manajemen sepertinya lebih baik menghindari masalah.
Berkat cerita suksesnya bersama Inter Milan pada 2010, barangkali tempat yang sangat cocok bagi Mou berlabuh adalah Italia. Inter pula yang dianggap sangat cocok setelah klub tersebut selalu kalah bersaing dengan Juventus dan Napoli dalam persaingan di Serie A. Juventus terlalu merajalela dengan memenangi tujuh gelar beruntun, sementara Inter hanya menjadi pengganggu kecil yang tidak terlalu gaduh.
Musim ini Inter kembali tak mampu bersaing dengan Juventus dan meskipun Luciano Spalletti baru saja menandatangani perpanjangan kontrak, pria plontos itu gagal membawa ”Nerazzurri” ke babak gugur Liga Champions. Inter baru-baru ini merekrut mantan CEO Juventus Beppe Marotta untuk memperkuat strategi klub. Dan, kabarnya Marotta telah mengatakan bahwa klub ini membutuhkan pelatih baru.
Juventus tampaknya akan mempertahankan Massimiliano Allegri dan tidak akan mempertimbangkan Mourinho, paling tidak dalam waktu dekat. AS Roma dan AC Milan kemungkinan besar bisa menjadi tempat singgah. Namun, bagi kedua klub itu, Mou bukanlah pilihan populer.
Di luar Spanyol, Italia, dan Inggris, Mourinho dianggap juga punya tempat di Perancis. Negara juara dunia ini tak banyak pilihan buat Mou. Dari sisi besaran, ketenaran, dan sejarah, hanya Marseille yang bisa menandingi Paris Saint-Germain (PSG) di Ligue 1. Sejak QSI menjadi pemilik PSG, mereka sering menyatakan secara terbuka keinginannya merekrut Mourinho. Dalam sebuah wawancara dengan Telefot pada 2014, Mou menyatakan, dirinya merupakan pilihan pertama PSG, bukan Carlo Ancelotti, pada 2011. Mou mengatakan, dirinya kemudian menolak lamaran PSG dan memilih Real Madrid.
Setelah kembali gagal di pentas Liga Champions, peluang Mou ke PSG seolah kembali terbuka. Bagaimanapun, dia tetap menjadi bagian dari rencana besar QSI untuk masa depan klub. Namun, dengan masuknya Thomas Tuchel, meski dia gagal di panggung Eropa, tetap belum bisa membuatnya terdepak berkat kinerjanya di liga domestik. Oleh karena itu, tampaknya Mou harus menunggu sampai dengan musim panas 2020 untuk mendapatkan kembali peluang yang pernah ditolaknya tersebut.
China disebut-sebut juga merupakan lahan yang bisa digarap oleh Mourinho. Kegagalan Guangzhou Evergrande merebut gelar kedelapan dalam delapan musim beruntun mungkin akan menjadi celah masuknya Mou ke salah satu klub terkaya di China tersebut. Saat ini, Evergrande dilatih oleh mantan bintang timnas Italia, Fabio Cannavaro, dan sepertinya kursinya sedang tidak stabil. Mourinho bisa mengikuti jejak Marcello Lippi dan Luiz Felipe Scolari menangani Guangzhou yang punya ambisi raksasa serta dana yang nyaris tanpa batas.