Pedagang Pasar Tanah Abang Tidak Mengetahui Mekanisme Vaksinasi Covid-19
Sebagian pedagang di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, kekurangan informasi tentang vaksinasi. Padahal, menurut rencana, Rabu (17/2/2021) berlangsung vaksinasi kepada mereka.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·4 menit baca
KOMPAS/FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
Salah satu pedagang di kiosnya di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (16/2/2021). Sebagian pedagang berkenan divaksin demi kebaikan diri sendiri, sementara pedagang lain enggan divaksinasi.
JAKARTA, KOMPAS — Hingga Selasa (16/2/2021), pada umumnya pedagang di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, tidak memperoleh informasi lengkap terkait mekanisme vaksinasi Covid-19. Umumnya mereka mengaku belum tahu persis syarat memperoleh layanan dan lokasi pelaksanaan vaksinasi tersebut.
Padahal, pemerintah menargetkan vaksinasi diberikan kepada 55.000 pedagang di Pasar Tanah Abang, dan akan mulai dilaksanakan pada Rabu (17/2/2021). Menurut rencana, vaksinasi itu berlangsung enam hari.
Hari (24), pedagang mukena di Blok F Pasar Tanah Abang, mengaku mengetahui rencana vaksinasi bagi pedagang hanya dari sesama pedagang serta berita di media daring dan televisi. Sejauh ini, menurut dia, belum ada penjelasan secara langsung dari PD Pasar Jaya selaku pengelola pasar terkait rencana vaksinasi tersebut kepada para pedagang.
Namun, ia akui, setidaknya sudah dua kali ia didata oleh pengelola pasar pada pekan lalu. Menurut dia, pihak pengelola pasar hanya menjelaskan bahwa data tersebut akan digunakan untuk sensus.
”Pemilik dan karyawan toko didata semua. Data yang dikumpulkan mulai dari KTP hingga nomor kontak ponsel kami. Katanya (pengelola pasar) data itu untuk sensus, dan sampai sekarang belum ada informasi lagi,” katanya.
KOMPAS/FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
Suasana di lantai dasar Blok B Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (16/2/2021). Pada lantai bawah warga cenderung patuh terapkan protokol kesehatan, seperti mengenakan masker, ketimbang di lantai atas.
Meskipun tidak tersedia informasi yang memadai terkait pelaksanaan vaksinasi bagi pedagang, Hari mengaku tetap antusias mengikuti vaksinasi tersebut. Apalagi, lanjutnya, vaksin yang akan digunakan telah memperoleh izin pakai dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia.
”Jelas, saya mau (divaksin) demi kebaikan diri sendiri. Vaksinnya juga, kan, sudah memperoleh izin dari BPOM dan MUI,” ucapnya.
Danar (23), salah satu karyawan toko pakaian yang ditemui di Blok F ini, juga mengaku sudah didata pengelola pasar. Bahkan, menurut dia, saat pendataan berlangsung pada pekan lalu, petugas pendata datang seperti orang tergesa-gesa. Mereka langsung mencatat identitas kependudukan dan nomor kontak para pemilik dan karyawan toko, tanpa memberikan penjelasan tujuan pendataan tersebut.
Seperti halnya Hari, Danar pun mengaku bersedia divaksin meski ia masih belum mengetahui syarat untuk memperoleh layanan vaksinasi Covid-19 itu. ”Saya bersedia divaksin, tetapi tidak tahu syaratnya. Apa nanti kami dihubungi dari nomor kontak yang tercatat atau bagaimana untuk informasi lebih lanjut,” ujar Danar.
Di tengah minimnya informasi terkait rencana pelaksanaan vaksinasi Covid-19 bagi pedagang di Pasar Tanah Abang, ditemukan pula sebagian pedagang dan karyawan toko di pasar itu yang menolak divaksin. Salah satunya Ayus (24). Karyawan toko pakaian ini mengaku menolak divaksin karena hingga saat ini ia tidak memercayai adanya virus SARS-CoV-2, penyebab Covid-19.
”Saya tidak mau (divaksin). Pasrah saja,” ucap Ayus.
Ayus juga enggan mengenakan masker selama beraktivitas di dalam ruangan blok pasar yang minim ventilasi udara. Warga Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, ini beralasan menolak menggunakan masker karena warga di tempat tinggalnya di Gunung Sindur juga tidak ada yang mengenakan masker.
KOMPAS/FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
Salah satu pedagang di Blok F Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, tampak tak mengenakan masker, Selasa (16/2/2021). Masih banyak pedagang dan karyawan toko di Pasar Tanah Abang yang tak patuh mengenakan masker.
Ayus baru akan mengenakan masker ketika ditegur petugas dan pengelola pasar saat ada razia atau sidak protokol kesehatan.
Ketidakpatuhan itu memang tampak lumrah di blok lain Pasar Tanah Abang, khususnya di lantai atas yang minim pengawasan. Hari dan Danar pun tak mengenakan masker meskipun mereka antusias mengikuti vaksinasi Covid-19.
Manajer Bidang Umum dan Humas PD Pasar Jaya Gatra Vaganza, seperti diberitakan Kompas.com, memastikan sudah melakukan seluruh persiapan vaksinasi di Pasar Tanah Abang. Manajemen sudah mendata pedagang dan mengatur 11 titik vaksinasi.
Gatra mengatakan sudah mendata 10.000 pedagang untuk vaksinasi dan jumlahnya masih akan terus bertambah. Adapun 11 titik vaksinasi tersebar di Blok A dan Blok B. Nantinya pedagang yang sudah terdata tinggal datang di titik-titik tersebut sesuai jadwal yang telah ditentukan.
”Di satu titik ada 10 tenaga kesehatan yang memvaksinasi pedagang. Ada juga tim pemeriksaan dan registrasi,” kata Gatra.
Vaksinasi
Setidaknya ada 9 juta penduduk menjadi sasaran pada perluasan vaksinasi yang akan berlangsung pekan ketiga Februari dengan target tuntas pada Mei.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu di Jakarta, Senin (15/2/2021), dalam keterangan pers menyampaikan, petugas pelayanan publik perlu segera mendapatkan perlindungan lewat vaksinasi karena tingkat interaksi dan mobilitas yang tinggi sehingga rentan terpapar virus. Kelompok warga lansia juga menjadi target vaksinasi karena kondisi mereka rentan memburuk hingga berdampak kematian jika tertular Covid-19.
KOMPAS/RADITYA HELABUMI
Suasana salah satu kawasan niaga di Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (15/2/2021). Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berskala mikro yang lebih longgar membuat aktivitas sosial ekonomi kembali bergeliat.
Maxi menuturkan, vaksinasi akan dilakukan sesuai dengan prioritas penerima karena jumlah vaksin masih terbatas. Prioritas pemberian vaksin ditentukan berdasarkan kelompok usia dan profesi. Selain untuk pedagang di pasar dan warga lansia, vaksinasi akan diprioritaskan juga bagi tenaga pendidik, tokoh dan penyuluh agama, wakil rakyat dan pejabat pemerintah, aparatur sipil negara, serta petugas keamanan.
Kelompok pekerja lainnya yang menjadi sasaran vaksinasi adalah petugas pariwisata, petugas pemadam kebakaran, petugas BUMN, petugas BPJS, kepala atau perangkat desa, petugas transportasi publik, atlet, dan wartawan atau pekerja media. Khusus wartawan dan pekerja media, prioritas ini akan disesuaikan dengan ketersediaan vaksin.
Berdasarkan rencana pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Indonesia, penerima vaksinasi pada gelombang pertama terdiri dari 1,46 juta petugas kesehatan, 16,9 juta petugas pelayanan publik, dan 21,5 juta penduduk lansia. Saat ini vaksinasi sudah dilakukan kepada sekitar 1 juta petugas kesehatan.