Buka Muktamar, Presiden Minta Potensi Besar Nahdlatul Ulama Dirajut
Upaya pemerataan ekonomi bukanlah pekerjaan yang mudah dilakukan. Namun, Presiden Jokowi meyakini hal itu dimungkinkan dicapai jika segenap potensi dan kekuatan umat yang dimiliki NU dapat dirajut.
Oleh
Rini Kustiasih/Iqbal Basyari
·6 menit baca
Kompas/Hendra A Setyawan
Presiden Joko Widodo membuka Muktamar Ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) di Pondok Pesantren Darussa’adah, Kabupaten Lampung Tengah, Lampung, Rabu (22/12/2021). Muktamar Ke-34 NU akan dilaksanakan hingga Jumat (24/12/2021).
LAMPUNG TENGAH, KOMPAS — Presiden Joko Widodo menilai Nahdlatul Ulama memiliki potensi sosial ekonomi yang sangat besar. Apabila potensi yang dimiliki NU itu dapat dirajut dengan baik, cita-cita kemandirian, terutama dalam ekonomi umat, dapat direalisasikan. Rajutan segenap potensi itu juga merupakan bekal berharga bagi NU untuk menghadapi tantangan perkembangan zaman di masa depan.
Presiden mengatakan, upaya pemerataan ekonomi bukanlah pekerjaan yang mudah dilakukan. Akan tetapi, hal itu dimungkinkan untuk dicapai jika segenap potensi dan kekuatan umat yang dimiliki NU dapat dirajut. NU, antara lain, memiliki anak-anak muda cendekia, santri-santri, yang banyak merupakan lulusan kampus-kampus besar di Tanah Air ataupun kampus di luar negeri. Modal itu dapat dijadikan penggerak bagi NU untuk menghadapi tantangan dan kesempatan di masa depan, termasuk dengan kemajuan teknologi informasi yang sedemikian cepat.
”Apabila bisa dirajut (potensi-potensi NU) dalam sebuah kekuatan lokomotif, ini bisa menarik gerbong-gerbong yang ada di bawah untuk bersama-sama dalam rangka menyejahterakan kita semua,” ungkap Presiden Jokowi dalam pidato pembukaan Muktamar Ke-34 NU di Pondok Pesantren Darussa’adah, Lampung Tengah, Lampung, Rabu (22/12/2021).
Muktamar kali ini bertema ”Menuju Satu Abad NU: Membangun Kemandirian Warga untuk Perdamaian Dunia”.
Suasana bazar yang digelar dalam rangkaian Muktamar Ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) di Lapangan Saburai Enggal, Bandar Lampung, Lampung, Selasa (21/12/2021). Bazar Muktamar Ke-34 NU diadakan di tiga lokasi yang berbeda untuk memecah kerumunan massa sebagai antisipasi penularan Covid-19. Muktamar NU dibuka pada Rabu (22/12/2021).
Presiden hadir membuka muktamar dengan didampingi Nyonya Iriana Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin didampingi Nyonya Wuri Ma’ruf Amin. Hadir pula Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, Penjabat Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, dan seluruh jajaran pengurus PBNU serta kiai sepuh.
Lima kekayaan
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mengatakan, sikap tawassuth kembali diuji hari-hari ini, tak hanya di Indonesia, tetapi di seluruh dunia. Problem lama bawaan abad lalu belum seluruhnya tertangani. Sementara masalah-masalah baru datang bertubi-tubi, masalah yang berkisar pada perubahan iklim, kesenjangan ekonomi, bioteknologi, polarisasi percakapan dan identitas, radikalisme-terorisme, serta krisis energi.
Sementara laju teknologi bergerak secara eksponensial menawarkan kemudahan-kemudahan praktis dengan risiko-risiko yang tak sepenuhnya bisa diperkirakan.
Kompas/Hendra A Setyawan
Presiden Joko Widodo didampingi Wakil Presiden Ma’ruf Amin (kiri), Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar (kedua dari kanan), dan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj saat pembukaan Muktamar Ke-34 NU di Pondok Pesantren Darussa’adah, Kabupaten Lampung Tengah, Lampung, Rabu (22/12/2021). Muktamar Ke-34 NU akan dilaksanakan hingga Jumat (24/12/2021).
Said menyampaikan, NU mengapresiasi inisiatif Pemerintah Indonesia yang mencanangkan Visi Indonesia 2045. Dari sudut pandang santri dan pesantren, lanjut Said, visi itu sebangun dengan lima jenis kekayaan yang menjadi kebesaran bangsa Indonesia. Kekayaan pertama adalah sumber daya sosial, di mana 17.000 lebih pulau, 300 etnis, 1.340 suku bangsa, dan 1.211 dialek bahasa adalah fakta keragaman dan kemajemukan bangsa Indonesia. Kekayaan kedua adalah budaya.
Kekayaan selanjutnya adalah kekayaan simbolis. Said mengatakan, Indonesia amat kaya dengan kemandirian simbolik yang merupakan buah dari interaksi global-lokal yang dinyatakan dalam simbol-simbol yang hidup dalam keseharian.
”Kita semua langsung paham bahwa sarung dan peci adalah simbol identitas Islam. Dalam sekali tarikan napas, melalui peci dan sarung, orang langsung mengenali Islam tak harus Arab. Alhamdulillah, kita juga senang peci menjadi busana nasional. Siapa pun bisa memakainya, bahkan oleh saudara-saudara kita yang non-Muslim,” ucapnya.
Kekayaan keempat adalah kekayaan material. Said menuturkan, Indonesia mempunyai potensi sumber daya alam yang luar biasa, di darat dan di laut. Saat ini yang dibutuhkan adalah sumber daya manusia unggul yang mampu mengolah kekayaan alam itu sebagai modal pembangunan.
”Orientasi kebijakan pemerintah adalah pembangunan sekaligus pemerataan. Tidak hanya menggenjot pertumbuhan tanpa memperhatikan ketimpangan. Pemerataan distribusi kesejahteraan adalah prasyarat mutlak terciptanya perdamaian,” katanya.
Kekayaan kelima adalah sumber daya politik. Menurut Said, Indonesia adalah negara demokrasi terbesar ketiga dan negeri Muslim terbesar di dunia. Indonesia bukan negara agama, melainkan negara Pancasila yang menaungi semua pemeluk agama. Islam berjalan seiring dengan demokrasi, stabilitas politik, dan pertumbuhan ekonomi.
Kelompok usaha
Terkait dengan upaya pemerataan dan ekonomi umat, Presiden menawarkan agar dibentuk wadah khusus atau kelompok usaha yang mewadahi anak-anak muda NU yang potensial. Pemerintah akan menyiapkan konsesi usaha, baik di bidang pertanian, perkebunan, maupun mineral dan batubara, atau bidang lain.
BIRO PERS SEKRETARIAT PRESIDEN/RUSMAN
Presiden Joko Widodo pada peringatan Hari Santri Nasional Tahun 2021 dan Peluncuran Logo Baru Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) di Istana Negara, Jakarta, Jumat (22/10/2021).
”Tetapi, sekali lagi, ini dalam sebuah kelompok usaha besar sehingga nanti bisa menggeret, mengajak gerbong-gerbong yang lain untuk ikut menikmati. Ini memerlukan kerja besar, tetapi saya melihat potensi di NU itu ada, tinggal merajutnya,” ungkap Presiden yang hadir dengan mengenakan sarung warna hijau dan jas hitam.
Presiden juga berpesan agar NU terus mengembangkan diri dalam bidang teknologi. Perkembangan teknologi tidak terhindarkan sehingga perlu terus diikuti. Perkembangan teknologi itu diharapkan dapat memberikan kemaslahatan bagi rakyat dan tidak justru membawa hal yang negatif bagi rakyat.
Soal kemajuan teknologi ini, Presiden menyinggung kembali pertemuannya dengan pendiri media sosial Facebook, Mark Zuckenberg, lima tahun lalu. Ketika itu, Presiden bermain pingpong dengan Zuckenberg tanpa ada bola dan meja sama sekali. Hanya dengan mengenakan kacamata Oculus, Presiden bermain pingpong secara virtual dengan kecerdasan buatan. Sensasi yang dirasakan saat bermain pun sama dengan seperti pingpong menggunakan bola dan meja.
Dengan perkembangan teknologi yang sedemikian maju, menurut Presiden, NU harus menyikapi ini dengan hati-hati. Sesuai dengan salah satu poin penting dalam tema muktamar, yakni kontribusi NU bagi dunia atau peradaban, kemajuan teknologi ini harus disikapi hati-hati sehingga dapat membawa kemaslahatan bagi umat manusia di dunia, terutama warga negara di Indonesia. NU juga harus siap menghadapi hal ini. Sebab, banyak hal akan dilakukan virtual, seperti restoran virtual, kantor virtual, wisata virtual, dan mal virtual.
Kompas/Hendra A Setyawan
Presiden Joko Widodo menyapa peserta seusai membuka Muktamar Ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) di Pondok Pesantren Darussa’adah, Kabupaten Lampung Tengah, Lampung, Rabu (22/12/2021). Muktamar Ke-34 NU akan dilaksanakan hingga Jumat (24/12/2021).
”Nanti semuanya dakwah virtual, pengajian virtual, rasanya seperti bertemu seperti ini, bukan vidcon (video conference). Metaverse akan mengubah banyak hal. Saya tidak tahu apakah pandemi ini akan mempercepat itu lima atau 10 tahun lagi, tetapi pasti datang. Oleh sebab itu, semuanya harus siap,” katanya.
Sejalan dengan cita-cita NU untuk memengaruhi peradaban dunia, Presiden menyampaikan, posisi presidensi Indonesia di G-20 juga selalu berpihak kepada kepentingan negara-negara miskin, negara berkembang, negara kecil, negara-negara kepulauan, terutama dalam hal digitalisasi, perubahan iklim, dan ekonomi hijau.
Terima kasih NU
Dalam pidatonya, Presiden Jokowi juga menyampaikan ucapan terima kasih atas peran NU dan ulama dalam program vaksinasi. ”Atas nama pemerintah, masyarakat, negara, saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada NU yang membantu pemerintah dalam menenangkan umat, menenangkan masyarakat dalam masa pandemi ini. Kedua, terima kasih untuk NU yang juga telah mengajak masyarakat menaati protokol kesehatan dan mengajak masyarakat berbondong-bondong ikut vaksinasi,” kata Presiden.
Kompas/Hendra A Setyawan
Produk usaha kecil dan menengah mengikuti bazar yang digelar dalam rangkaian Muktamar Ke-34 Nahdlatul Ulama di Lapangan Saburai Enggal, Bandar Lampung, Lampung, Selasa (21/12/2021).
Presiden juga menyampaikan terima kasih atas peran NU yang terus mengawal kebangsaan, toleransi, kemajemukan, Pancasila, UUD 1945, kebinekaan, dan NKRI. ”Kita harapkan dengan itu, kita terus menjaga dan merawat bangsa dan negara yang kita cintai,” ungkapnya.
Setelah pembukaan, acara muktamar dilanjutkan dengan pembahasan di sidang-sidang komisi yang dilakukan di empat lokasi berbeda, yakni Ponpes Darussa’adah, Universitas Lampung, Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung, dan Universitas Malahayati.
Ketua Panitia Muktamar Ke-34 NU Imam Aziz mengatakan, pembagian kegiatan ke empat lokasi berbeda itu dimaksudkan untuk memecah konsentrasi massa sehingga tidak terjadi kerumunan dalam muktamar. Peserta muktamar pun dibatasi, yakni hanya 1.959 orang. Peserta berasal dari perwakilan pengurus wilayah, pengurus cabang, dan pengurus cabang istimewa di luar negeri.