Pandemi Global Catatkan Rekor Tertinggi
Masih tingginya kasus Covid-19 menjadi alarm bahwa pandemi belum berakhir. Butuh kedisiplinan ketat di tengah-tengah aktivitas keseharian masyarakat.

Kasus positif harian Covid-19 di dunia terus menunjukkan tren kenaikan. Rekor terbaru tercatat pada 4 Juli. Dalam waktu satu hari terdapat lebih dari 200.000 kasus baru di berbagai belahan dunia.
Sementara itu, di Indonesia jumlah kasus meninggal akibat Covid-19 juga mengalami tren kenaikan sejak pertengahan Mei. Ini menjadi alarm bahwa pandemi belum berakhir sehingga butuh kedisiplinan yang sangat ketat di tengah-tengah aktivitas keseharian masyarakat.
Sejak ditemukan pertama kali pada akhir Desember lalu, penambahan kasus positif Covid-19 secara global belum menunjukkan tanda-tanda penurunan. Bahkan, menurut catatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penambahan jumlah kasus positif secara harian terus mencatatkan rekor tertinggi.
Jika penambahan kasus harian sebelumnya tak pernah melebihi angka 150.000 kasus, sejak 18 Juni, jumlahnya terus melonjak hingga menyentuh angka 200.000 kasus. Rekor tertinggi tercatat pada 4 Juli dengan penambahan kasus positif harian 211.411 kasus. Inilah kali pertama jumlah kasus positif Covid-19 di dunia melebihi 200.000 dalam satu hari.

Banyaknya penambahan kasus secara harian tidak terlepas dari lonjakan kasus di negara-negara di Benua Amerika. Dari total kasus baru pada 4 Juli, 61,4 persen berasal dari Benua Amerika. Amerika Serikat mencatatkan pertumbuhan tertinggi hingga mencapai 53.123 kasus dalam satu hari.
Negara-negara di Benua Amerika, khususnya di Amerika Latin, seperti Brasil, Chile, dan Meksiko, tengah berhadapan dengan tingginya kasus positif Covid-19 dalam beberapa bulan terakhir. Hingga 6 Juli terdapat 5,8 juta kasus Covid-19 di Benua Amerika atau mencapai 51,4 persen dibandingkan dengan total kasus positif Covid-19 di dunia.
Baca juga : Sehari Bertambah 43.000 Kasus, AS Bersiap Hadapi Lonjakan Pasien Covid-19
Regional
Menilik dari sisi regional, WHO mencatat peningkatan kasus secara harian masih terjadi pada tiga kawasan, yakni Amerika, Asia Tenggara, dan Afrika. Dari ketiga regional itu, kenaikan secara konsisten dicatatkan kawasan Asia Tenggara.
Asia Tenggara yang dimaksud dalam data WHO terdiri dari 10 negara, yakni Indonesia, Thailand, Myanmar, Timor Leste, India, Bangladesh, Nepal, Maladewa, Sri Lanka, dan Bhutan. Sementara negara anggota ASEAN lain, seperti Malaysia, Singapura, dan Filipina, masuk ke kawasan Pasifik Barat menurut versi WHO.
Dari 10 negara itu, India menjadi negara dengan jumlah kasus tertinggi, yakni 697.413 kasus hingga 6 Juli. Sementara Indonesia mencatatkan 64.958 kasus dan menjadi negara dengan kasus ketiga tertinggi dibandingkan dengan 10 negara lain.
Sejak Mei lalu, angka kematian di Indonesia akibat Covid-19 menunjukkan tren kenaikan.
Kenaikan kasus positif pada beberapa regional beriringan dengan pelonggaran kebijakan pembatasan sosial yang sebelumnya dilakukan. India, misalnya, telah membuka kembali fasilitas ruang publik sejak awal Juni lalu.
Hal serupa juga dilakukan Indonesia dengan melakukan relaksasi terhadap pembatasan sosial. Di Amerika Latin, relaksasi juga dilakukan sejumlah negara, seperti Brasil dan Meksiko, saat penambahan kasus positif Covid-19 masih mencatatkan kasus yang tinggi.
Sementara pada wilayah Eropa yang sebelumnya mencatatkan penambahan kasus dalam jumlah besar mulai mengalami tren penurunan sejak awal Mei lalu. Jika sebelumnya penambahan kasus harian di Benua Eropa konsisten di atas 20.000 hingga 30.000 kasus, kini sudah mengalami penurunan hingga belasan ribu kasus setiap hari.

Polisi Perancis mendekati seorang pengemudi mobil di titik pemeriksaan perbatasan Saint-Ludovic di perbatasan Franco-Italia setelah Perancis membuka kembali perbatasannya ke Italia setelah pembatasan perjalanan di seluruh Eropa secara bertahap berkurang, di Menton, Perancis, 15 Juni 2020.
Eropa menjadi satu-satunya kawasan yang mulai menunjukkan tren penurunan kasus positif Covid-19 secara harian. Sementara kawasan Pasifik Barat dan Mediterania Timur masih mencatatkan penambahan kasus secara stabil.
Jika dibandingkan dengan Eropa, kondisi Asia Tenggara saat ini persis menyerupai Eropa pada Maret hingga awal April lalu. Bedanya, negara-negara di kawasan Eropa telah berhasil menekan laju kasus secara perlahan sejak April hingga mengalami penurunan pada Mei.
Sementara Asia Tenggara masih bergulat dengan upaya penekanan kasus positif Covid-19. Sepanjang awal Juli, rata-rata penambahan kasus positif Covid-19 di Asia Tenggara secara harian konsisten di atas 20.000 kasus.
Saat kasus positif secara harian terus mengalami kenaikan, angka kematian di dunia akibat Covid-19 masih menunjukkan laju pertumbuhan dengan kategori stabil tinggi. Di satu sisi, hal ini menjadi kabar baik mengingat kenaikan kasus positif Covid-19 tidak serta-merta berbanding lurus dengan kenaikan angka kematian.
Walakin, kondisi ini juga menjadi lampu kuning bagi setiap negara karena angka kematian di dunia yang tak kunjung menurun. Sejak April lalu, angka kematian akibat Covid-19 setiap hari sering kali berada di atas 3.000 kasus. Tentu ini menjadi lampu kuning di tengah kondisi kenaikan kasus positif Covid-19 saat ini.
Baca juga : Menanti Vaksin Melawan Korona
Kondisi Indonesia
Kondisi dunia yang terus mencatatkan rekor baru penambahan kasus harian Covid-19 juga senada dengan keadaan di Indonesia. Sejak Juni lalu, tercatat beberapa rekor baru penambahan kasus secara harian. Pada 18 Juni, misalnya, terdapat penambahan 1.331 kasus positif secara nasional. Ini merupakan rekor tertinggi sejak kasus positif Covid-19 pertama kali ditemukan di Indonesia.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F06%2FIMG_9903_1591862135.jpg)
Petugas meminta pedagang yang akan melakukan tes cepat Covid-19 mengisi formulir di Pasar Leuwipanjang, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (11/6/2020)
Rekor penambahan kasus baru kembali dicatatkan pada 5 Juli, yakni 1.607 kasus dalam satu hari. Jika melihat pola kenaikan kasus positif secara harian, kondisi ini terjadi saat relaksasi pembatasan sosial dilakukan di sejumlah wilayah.
Kenaikan kasus positif masih didominasi wilayah-wilayah di Pulau Jawa, yakni Jawa Timur, DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Sementara di luar Pulau Jawa, kenaikan jumlah kasus secara harian dengan jumlah yang cukup tinggi dicatatkan Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, dan Bali.
Semakin bertambahnya jumlah kasus positif Covid-19 tidak terlepas dari masifnya pelacakan yang dilakukan pemerintah daerah masing-masing, khususnya pada orang-orang yang pernah kontak langsung dengan pasien positif Covid-19.
Namun, untuk kasus kematian, kondisi Indonesia berbeda dengan tren di dunia yang menunjukkan angka kematian pada level stabil tinggi. Sejak Mei lalu, angka kematian di Indonesia akibat Covid-19 justru menunjukkan tren kenaikan.
Menurut catatan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, puncak penambahan angka kematian tertinggi akibat Covid-19 di Indonesia adalah pada Minggu, 5 Juli. Dalam waktu satu hari, jumlah pasien Covid-19 yang meninggal mencapai 82 kasus. Jumlah ini adalah rekor tertinggi bagi Indonesia sejak kasus positif Covid-19 pertama kali ditemukan pada awal Maret lalu.

Tangkapan layar dari laman Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Jumlah kasus meninggal akibat Covid-19 per hari di Indonesia menunjukkan tren kenaikan sejak Mei 2020.
Baca juga : Menuju Tatanan Hidup dengan Covid-19, Mungkinkah?
Protokol kesehatan
Kondisi ini tentu menjadi lampu kuning dan pengingat bagi setiap lapisan masyarakat untuk tetap disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. Pasalnya, hingga kini belum ada tanda-tanda penurunan jumlah kasus positif Covid-19 secara signifikan, baik di dunia maupun di Indonesia.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F07%2F2d6eaf69-b311-4b39-b367-94ed2527b061_jpg.jpg)
Stiker kewajiban memakai masker terpasang pada kaca jendela angkutan mikrotrans KWK di Terminal Grogol, Jakarta Barat, Sabtu (4/7/2020).
Relaksasi pembatasan sosial yang kini dilakukan di berbagai daerah di Indonesia tentu bukan menjadi alasan untuk mengabaikan protokol kesehatan. Penggunaan masker dan jaga jarak fisik adalah hal yang wajib dilakukan, terutama ketika berada di titik keramaian, seperti kantor, pasar, dan sarana transportasi umum.
Di satu sisi, perbaikan kondisi ekonomi dibutuhkan agar tak memperparah dampak dari pandemi. Namun, upaya perbaikan kondisi saat ini juga harus dilakukan dengan protokol kesehatan yang bahkan lebih ketat dibandingkan dengan sebelumnya. (LITBANG KOMPAS)
Baca juga : Mengapa Harus Membayar Berita Daring?