Ruang Cendekia Multiguna Jakob Oetama FISIP UI Untuk Terus Memperkuat Keindonesiaan
Ruang Cendekia Multiguna Jakob Oetama akan bermanfaat sebagai tempat interaksi para ilmuwan dan peneliti UI. Diharapkan, akan muncul publikasi karya dosen dan mahasiswa yang mengedepankan pendekatan intradisiplin.
Oleh
Fajar Ramadhan
·3 menit baca
KOMPAS/FAJAR RAMADHAN
Peresmian Ruang Cendekia Multiguna Jakob Oetama ditandai dengan pembukaan tirai oleh kedua putra Jakob Oetama yakni Irwan Oetama dan Liliek Oetama di Gedung H FISIP UI Depok, Kamis (26/9/2019).
DEPOK, KOMPAS – Chief Executive Officer Kompas Gramedia Liliek Oetama dan Komisaris Kompas Gramedia Irwan Oetama meresmikan Ruang Cendekia Multiguna Jakob Oetama Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia di Depok, Jawa Barat, Kamis (26/9/2019). Kehadiran gedung tersebut diharapkan terus memperkuat semangat generasi muda menjaga keindonesiaan dan menularkan jurnalisme damai yang dikembangkan Jakob Oetama, tokoh pers nasional yang juga salah satu pendiri harian Kompas.
Liliek berharap, ruangan tersebut semakin memperkuat penyebaran semangat Jakob Oetama dalam mengembangkan jurnalisme kepada mahasiswa FISIP UI. Liliek mengatakan, perjalanan ayahnya dari seorang guru dan wartawan yang kemudian berkembang menjadi pengusaha di bidang pers menarik untuk diketahui generasi muda.
Peresmian ini juga dihadiri, antara lain, Komisaris Kompas Gramedia Harli Ojong dan Francisia Saveria Sika Ery Seda, yang juga Guru Besar FISIP UI; Pemimpin Redaksi Kompas Ninuk Mardiana Pambudy; Rektor UI Muhammad Anis; dan Dekan FISIP UI Arie Soesilo. Ruangan seluas 600 meter persegi tersebut berada di lantai 6 Gedung H Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia (UI), Depok, tempat Jakob Oetama menjadi dosen tahun 1973-1983.
Tokoh pers nasional, Jakob Oetama, genap berusia 88 tahun pada Jumat (27/9/2019). Jakob Oetama bersama Petrus Kanisius Ojong mendirikan harian Kompas pada 28 Juni 1965 dan secara konsisten mengembangkan jurnalisme damai yang membumikan nilai-nilai luhur keindonesiaan dalam karya jurnalistiknya.
Kompas
Ilustrasi - Mahasiswa Program Sarjana Reguler Departemen Ilmu Komunikasi FISIP UI berbincang dengan Pemimpin Umum Harian Kompas Jakob Oetama di kantor redaksi Harian Kompas, Jakarta, Rabu (28/12/2011).
Ruang Cendekia Multiguna Jakob Oetama terdiri dari 8 ruang penelitian, 1 ruang seminar, dan 1 ruang rapat. Lantai pertama seluas 400 meter persegi dan lantai dua seluas 200 meter persegi. Desain ruangan sengaja memadukan antara ciri khas Kompas dengan pola heksagonalnya dan UI dengan batu batanya.
Irwan mengungkapkan, Kompas Gramedia sudah lama menjalin hubungan kerja sama dengan UI dan diharapkan terus berlanjut di masa depan. Dalam era disrupsi saat ini, tentu peran media arus utama dan akademisi sangat penting untuk menjernihkan informasi bagi publik.
"Mudah-mudahan, kerja sama antara Kompas Gramedia dan UI ke depannya bisa menghasilkan lebih banyak ide-ide dan karya-karya bagi Indonesia," ujar Irwan.
Begawan Indonesia
Dalam peresmian tersebut, Redaktur Senior Kompas Ninok Leksono mengatakan, selama ini ia mengibaratkan dirinya sebagai cantrik dalam padepokan bernama Kompas dengan Jakob Oetama sebagai begawannya. Menurutnya, Jakob Oetama bukan hanya menjadi begawan bagi keluarga besar Kompas, tapi juga Indonesia.
“Pak Jakob adalah tokoh pers Indonesia yang dalam berbagai forum selalu menyampaikan pandangan atau ide tentang pengembangan pers nasional,” ujar Ninok.
Menurut Ninok, Jakob Oetama telah menjadi guru par excellence bagi para cantrik wartawan. Dalam jurnalistik Indonesia, beliau menjalankan pepatah “fortite in re, suavite in modo” yang artinya keras dalam urusan, namun lembut dalam caranya.
KOMPAS/FAJAR RAMADHAN
CEO Kompas Gramedia Liliek Oetama dan Komisaris KG Irwan Oetama berfoto bersama pimpinan KG dan UI seusai peresmian Ruang Cendekia Multiguna Jakob Oetama FISIP UI, Depok, Kamis (26/9/2019).
Rektor UI Muhammad Anis mengatakan, Ruang Cendekia Multiguna Jakob Oetama akan bermanfaat sebagai tempat interaksi para ilmuwan dan peneliti UI. Diharapkan, akan muncul publikasi karya-karya dosen dan mahasiswa yang mengedepankan pendekatan intradisiplin.
“Monodisiplin kurang memberi penyelesaian masalah yang kita hadapi. Tapi kalau intradisiplin akan memberikan solusi yang komprehensif,” katanya.
Mengembangkan keilmuan
Anis mengatakan, hal tersebut sesuai dengan strategi besar UI yang ketiga yakni meningkatkan kompetensi dosen untuk menjadi dosen yang produktif dan inovatif. Perkembangan keilmuan di lingkungan UI dan FISIP UI pada khususnya, diharapkan bisa meningkat dengan adanya think tank, seperti ruang multiguna tersebut.
KOMPAS/FAJAR RAMADHAN
Suasana Ruang Cendekia Multiguna Jakob Oetama FISIP UI, Depok, Kamis (26/9/2019).
Dekan FISIP UI Arie Soesilo mengatakan, ruangan multiguna tersebut terdapat ruang-ruang kecil untuk memfasilitasi kerja tim peneliti FISIP UI. Hal ini penting, mengingat selama ini belum ada ruangan representatif yang bisa digunakan oleh mereka untuk berdiskusi di lingkungan FISIP UI.
“Lantai dua dalam ruangan ini sengaja dibuat sebagai tempat istirahat atau tempat diskusi yang lebih santai,” katanya.