Kepri Baru Dapat Setengah Kebutuhan Vaksin untuk Tenaga Kesehatan
Sebanyak 13.000 dosis vaksin Sinovac tiba di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. Jumlah itu baru setengah dari total kebutuhan sekitar 25.000 dosis untuk SDM di sektor kesehatan provinsi itu.
Oleh
PANDU WIYOGA
·2 menit baca
HUMAS PEMPROV KEPRI
Sebanyak 13.000 dosis vaksin Sinovac tiba di Bandara Raja Haji Fisabilillah, Kota Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, Selasa (5/1/2021).
BATAM, KOMPAS — Sebanyak 13.000 dosis vaksin Sinovac tiba di Bandara Raja Haji Fisabilillah, Kota Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, Selasa (5/1/2021). Jumlah itu baru setengah dari total kebutuhan program vaksinasi tahap awal untuk tenaga kesehatan di Kepulauan Riau yang membutuhkan sekitar 25.000 dosis.
Kepala Dinas Kesehatan Kepri Mohammad Bisri, di Tanjung Pinang, mengatakan, vaksin Covid-19 akan diberikan sebanyak dua kali kepada setiap orang. Dengan jumlah sumber daya manusia (SDM) di sektor kesehatan lebih kurang 12.500 orang, jumlah kebutuhan vaksin adalah 25.000 dosis. Kekurangan sekitar 12.000 dosis vaksin dijadwalkan akan tiba pada 10 Januari.
Total, Kepri membutuhkan 3,64 juta dosis vaksin Covid-19 untuk 1,82 juta penduduk. Namun, dengan jumlah 13.000 dosis vaksin yang tersedia saat ini, SDM di sektor kesehatan akan diutamakan. Baru kemudian menyusul vaksinasi terhadap golongan penduduk usia produktif.
HUMAS PEMPROV KEPRI
Gubernur Kepulauan Riau Isdianto meninjau 13.000 dosis vaksin Sinovac yang baru tiba di Bandara Raja Haji Fisabilillah, Kota Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, Selasa (5/1/2021).
Menurut Gubernur Kepri Isdianto, 13.000 dosis vaksin yang diterima pada hari ini langsung disimpan di gedung instalasi farmasi Tanjung Pinang. Adapun pemberian vaksin kepada pekerja di sektor kesehatan baru akan dilakukan setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan mengeluarkan izin rekomendasi penggunaan darurat.
”Pengamanan vaksin dilakukan dengan sangat ketat oleh TNI dan Polri yang bersenjata lengkap. Ini untuk memastikan tidak ada gangguan dalam proses pengiriman dan penyimpanan barang (vaksin) yang sangat berharga ini,” ujar Isdianto.
Isdianto juga menegaskan siap menjadi yang divaksin pertama setelah vaksinasi terhadap SDM Kesehatan rampung. Hal tersebut ia ungkapkan untuk menenangkan warga apabila ada yang masih khawatir terhadap efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi Bio Farma itu.
Pemerintah daerah masih perlu bekerja keras menyosialisasikan pentingnya vaksin Covid-19.
Sebelumnya, Sekretaris Daerah Kepri Arif Fadillah juga meminta Dinkes Kepri lebih giat menyosialisasikan pentingnya vaksin Covid-19 kepada seluruh warga. Hal itu harus dilakukan bersamaan dengan upaya petugas menyiap fasilitas pendukung distribusi vaksin dan pelatihan tenaga kesehatan untuk memberikan vaksin kepada warga.
Menanggapi hal itu, anggota Komisi II DPRD Kepri, Rudi Chua, menyoroti hasil survei oleh Kementerian Kesehatan RI, WHO, Unicef, dan Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) yang menunjukkan baru 61 persen warga Kepri yang bersedia menerima vaksin Covid-19. Survei itu menunjukkan pemerintah daerah masih perlu bekerja keras menyosialisasikan pentingnya vaksin Covid-19.
”Wilayah Kepri terdiri dari ribuan pulau. Jadi, butuh upaya keras agar sosialisasi betul-betul dapat merata. Jangan sampai sosialisasi pemerintah hanya menyentuh warga di pusat kota, seperti Batam dan Tajung Pinang, saja,” kata Rudi.
Selain itu, ia juga mengingatkan kerawanan mati listrik di sebagian wilayah Kepri. Jangan sampai hal itu terjadi di lokasi tempat vaksin Covid-19 disimpan. Pemerintah daerah harus menyiapkan rencana cadangan apabila mati listrik tidak bisa dihindari.