Industri Ritel Siapkan Strategi Tarik Minat Konsumsi Masyarakat
Industri ritel diharapkan membaik pada paruh kedua 2020 seiring dengan dibukanya kembali aktivitas ekonomi. Peritel pun menyiapkan strategi untuk makin menarik minat konsumsi masyarakat.
Oleh
ERIKA KURNIA
·3 menit baca
KOMPAS/Lasti Kurnia
Suasana di toko swalayan Indomaret di Jalan Rawa Belong, Jakarta, Selasa (11/2/2020).
JAKARTA, KOMPAS — Industri ritel diharapkan membaik pada paruh kedua 2020 seiring dengan dibukanya kembali aktivitas ekonomi di banyak tempat dan kemajuan pengembangan vaksin Covid-19. Peritel pun menyiapkan strategi untuk makin menarik minat konsumsi masyarakat.
Pada triwulan II-2020, ketika pandemi pertama kali ditetapkan secara nasional dan pembatasan sosial secara ketat diterapkan, industri ritel modern terpengaruh dengan tumbuh negatif 4,8 persen sampai 5 persen berdasarkan data Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo).
Namun, memasuki triwulan III, Ketua Umum Aprindo Roy Nicholas Mandey memprediksi kinerja industri ritel akan membaik.
Hal ini becermin dari survei Indeks Penjualan Riil (IPR) oleh Bank Indonesia (BI) yang terus membaik dari -20,6 persen secara tahunan pada Mei 2020 menjadi -17,1 persen pada Juni 2020 meskipun masih dalam zona negatif. BI bahkan memproyeksikan pertumbuhan IPR pada Juli 2020 kembali membaik menjadi -12,3 persen.
”Kita berharap triwulan III dan IV lebih baik. Tahun 2019, penjualan ritel tumbuh 7,7 persen. Tahun ini kita menargetkan bisa tumbuh 1-2 persen, itu sudah bagus,” katanya saat dihubungi Kompas pada Senin (31/8/2020).
Harapan pertumbuhan ritel yang lebih positif juga dinantikan PT Indomarco Prismatama dengan jaringan waralaba minimarket Indomaret di bawah kendali PT Indoritel Makmur Internasional Tbk.
Direktur Utama PT Indoritel Makmur Internasional Haliman Kustedjo dalam paparan publik hari Senin mengatakan, pelonggaran pembatasan sosial mulai memulihkan kinerja perusahaan ritel mereka. Di sisi lain, jaringan minimarket seperti Indomaret juga berupaya menarik minat konsumsi masyarakat yang turun selama pandemi.
”Kami sering mengadakan program diskon dengan dukungan supplier atau principal yang bekerja sama dengan kami. Contoh setiap minggu ada program Superhemat. Lalu, setiap Jumat sampai Minggu ada program HTH (Hanya Tiga Hari) dengan penawaran harga murah. Itu aksi terbaik yang kami berikan kepada konsumen,” paparnya.
Selain menghadirkan promo di gerai, Indomaret juga menarik pelanggan untuk meningkatkan pelayanan pembelian melalui platform dalam jaringan klikindomaret.com. Situs itu mempermudah pelanggan membeli kebutuhan harian tanpa datang ke gerai dengan layanan pengiriman 1 jam sampai 1 minggu.
Kinerja
Direktur PT Indoritel Makmur Internasional Tbk Harjono Wreksoremboko pada kesempatan sama mengatakan, kinerja perusahaan ritel mereka yang didukung asosiasi usaha lainnya, yakni PT Fast Food Indonesia Tbk, dengan jaringan ritel KFC, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (Sari Roti), serta PT Mega Akses Persada (FiberStar), akan membaik.
”Sebagai usaha yang memusatkan pada permintaan kebutuhan sehari-hari konsumen massal, kami percaya usaha-usaha kami akan termasuk dalam kelompok usaha yang secara cepat akan menikmati perbaikan saat vaksinasi memungkinkan kembalinya kondisi normal untuk bekerja dan berkarya,” tuturnya.
Hingga akhir tahun ini, Indoritel optimistis mampu membukukan pendapatan Rp 400 miliar. Pada semester pertama 2020, Indoritel mencatatkan pendapatan Rp 203 miliar.
KOMPAS/Lasti Kurnia
Sejumlah makanan siap saji dijual di toko swalayan Indomaret di Jalan Rawa Belong, Jakarta, Selasa (11/2/2020).
Target itu akan dikejar dengan menambah 50 persen gelaran kabel FiberStar untuk mencapai 564.000 jaringan kabel data berkecepatan tinggi atau naik 25 persen secara tahunan. Pandemi Covid-19 mendorong peningkatan permintaan dari pelanggan residensial, seperti ditunjukkan dengan adanya peningkatan pendapatan sebesar 125,8 persen dalam enam bulan pertama pada 2020.
Fast Food Indonesia juga terus berupaya memaksimalkan kinerja restoran siap saji KFC meski hingga akhir Juli 2020 masih terdapat 24 gerai yang berhenti beroperasi. Lebih dari 700 gerai yang beroperasi dipastikan mengikuti dan menyesuaikan dengan regulasi penyesuaian pembatasan jam operasional serta pemberlakuan protokol Covid-19 di setiap daerah.
Sekitar 300 gerai Indomaret juga akan ditambah sampai akhir tahun di beberapa daerah untuk menambah 17.622 gerai di seluruh Indonesia sampai akhir 2019. Pelonggaran pembatasan sosial sejak pertengahan tahun diharapkan memulihkan 200 lebih gerai yang sempat tutup karena pembatasan sosial.
Produk Sari Roti yang tersedia di sekitar 75.000 titik penjualan di seluruh Indonesia juga dinilai masih tetap tanggap dan adaptif dalam mengantisipasi tantangan yang muncul dengan memfokuskan penjualan di kawasan permukiman.