AS Kembali Jadi Tontonan Dunia

Simon Saragih, wartawan senior Kompas.
AS kembali jadi tontonan dunia terkait penghentian sementara kegiatan sebagian instansi pemerintah AS. Presiden AS Donald Trump tidak mau meneken rencana anggaran untuk banyak kegiatan di sektor pemerintah. Penyebabnya, Partai Demokrat AS menentang pembangunan tembok di perbatasan dengan Meksiko dan tidak menyetujui anggaran untuk pembangunan tembok itu.
Senat AS saat ini dikuasai Partai Republik alias para Republikan. Harusnya anggaran periodik pemerintahan AS mudah disetujui. DPR AS (House of Representatives) sudah menyetujui rencana anggaran ini, dan jika lolos di Senat AS maka Presiden AS Donald Trump tinggal tanda tangan.
Senat AS menyetujui anggaran periodik tersebut tetapi tidak memasukkan anggaran untuk pembangunan tembok pembatas AS-Meksiko dalam pertemuan Jumat (21/12/2018) lalu. Minimal diperlukan 60 suara dari total 100 suara di Senat AS untuk mengegolkan rencana itu. Namun, Republikan saat ini hanya menguasai 51 kursi di Senat AS.
Ketua Minoritas Senat AS, Chuck Schumer (Demokrat, perwakilan Negara Bagian New York) beserta Ketua Minoritas DPR AS Nancy Pelosi (Demokrat-California) dalam pertemuan dengan Trump sebelumnya sudah memperingatkan bahwa mereka tidak setuju dengan pembangunan tembok di perbatasan dengan Meksiko. Walau mereka sama-sama setuju soal peningkatan pengamanan perbatasan di selatan AS.

Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence (kedua dari kiri) mendengarkan saat calon ketua DPR dan Pemimpin Minoritas DPR, Nancy Pelosi (kiri), Presiden AS Donald Trump (kedua dari kanan), dan Pemimpin Minoritas Senat Charles E Schumer beradu debat terkait anggaran pembangunan tembok perbatasan dengan Meksiko sebelum memulai pertemuan di Gedung Putih di Washington DC, AS, Selasa (11/12/2018).
Janji kampanye
“Saat kampanye 2016 tembok dijanjikan Trump untuk dibiayai oleh Meksiko. Lepas dari itu tembok itu juga tidak perlu. Pembangunan tembok tidak punya manfaat signifikan sebagaimana saya dapatkan dari para pakar yang saksama saya tanyai. Perbatasan bisa diawasi efektif lewat sistem lebih canggih, seperti pesawat pengintai, pemantauan kamera,” kata Schumer, Sabtu (22/12/2018).
AS negara pengutang dan punya prioritas lain dalam soal pemakaian anggaran, termasuk memberdayakan warga kurang mampu AS. Demokrat lewat Pelosi dan Schumer sudah kukuh dan menegaskan, tidak ada persetujuan atas biaya untuk tembok. Demokrat tak sepaham dengan Trump yang ngotot, bahwa tembok secara fisik sangat perlu.
Mantan Presiden Meksiko Vicente Fox pada 2016 juga sudah menekankan, tak sepeserpun uang Meksiko akan dikeluarkan untuk pembangunan tembok itu. Fox mengatakan kembali bahwa tembok itu gambaran Trump yang rasis, sisi jelek AS dan sisi kebencian di AS.

Pekerja memasang kawat berduri untuk memperkuat pagar perbatasan AS dengan Meksiko, di Playas de Tijuana, Meksiko, Kamis (15/11/2018). Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menempatkan ribuan pasukan di perbatasan untuk mencegah imigran gelap Amerika Tengah masuk ke AS.
Fakta lain, AS tidak membuat tembok di perbatasan AS-Kanada. Namun Fox mengatakan AS masih memiliki sisi lain yang begitu baik di luar versi Trump.
Tokoh Republikan Paul Ryan, yang juga Ketua DPR AS; Ketua Mayoritas DPR AS Kevin McCarthy; Ketua Mayoritas Senat AS Mitch McConnell; dan Trump sedang bingung dan terus berjuang untuk mencegah penutupan kegiatan pemerintahan karena tidak tersedianya anggaran berlangsung tidak terlalu lama. Pertemuan anggota Kongres AS dari Republikan dilakukan intensif dengan mitra dari Demokrat. Namun, sejauh ini rekonsiliasi tetap gagal.
Pendukung loyal konservatif, terutama penyiar radio terkenal Rush Limbaugh dan Ann Coulter, menyatakan, tanpa terwujudnya tembok tersebut, mereka tidak akan memilih kembali Trump pada pilpres 2020. Ini membuat Trump “ketakutan”.
Tembok bagi mereka adalah simbol perjuangan, bukan soal perlu tidaknya tembok secara signifikan bagi semua.
Anggota DPR AS Mark Meadows (Republikan, North Carolina) dan pemimpin Freedom Caucus, sebuah kelompok konservatif, merangkai ancaman implisit, “Jika kita tidak bertarung sekarang, kapan kita akan bertarung?”
Berdasarkan jajak pendapat Quinnipiac, 62 persen warga pemilih AS menentang penutupan pemerintahan akibat isu tembok. Namun khusus pendukung Republikan, 59 persen menyetujui tembok. Tembok bagi mereka adalah simbol perjuangan, bukan soal perlu tidaknya tembok secara signifikan bagi semua.
Tersandera
Maka dari itu Presiden Trump tak mau meneken anggaran periodik itu jika anggaran untuk tembok tidak dimasukkan. Hal ini berefek berupa penghentian sebagian aktivitas di lembaga pemerintahan federal AS, seperti Departmen Keuangan, DepartemenPertanian, Departemen Keamanan Dalam Negeri dan lainnya. Ada sembilan departemen terkena efek berupa penghentian kegiatan. Di luar itu puluhan badan di AS juga terkena penghentian alokasi anggaran periodik jangka pendek sehingga kegiatan ditutup.

Helikopter milik Bea Cukai dan Polisi Perbatasan melintas di atas pagar perbatasan AS dengan Meksiko, di Playas de Tijuana, Meksiko, Kamis (15/11/2018). Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menempatkan ribuan pasukan di perbatasan untuk mencegah masuknya migran gelap Amerika Tengah ke AS.
Sejak lama isu tembok kontroversial ini sudah diantisipasi akan jadi masalah. Harian AS The Washington Post sudah menuliskan pada 25 Agustus 2017 bahwa penutupan pemerintahan akibat masalah tembok kemungkinan besar terjadi.
Pasti akan ada solusi soal tembok, entah bagaimana caranya. Tak mungkin aktivitas 9 departemen dan beberapa badan terhenti terus karena isu tembok. Bagaimana solusinya, Trump dan pendukungnya berubah atau Demokrat melembek.
Hanya saja ada yang menarik. Pada 24 Februari 2017, Aaron D Hill, profesor dari Oklahoma State University; Jason W. Ridge dari University of Arkansas; dan Amy Ingram dari Clemson University menuliskan artikel berjudul “The Growing Conflict-of-Interest Problem in the U.S. Congress”.

Komposisi Kekuatan di Kongres AS Hasil Pemilu Sela Tengah Waktu, November 2018. Kongres ini mulai bertugas aktif pada 3 Januari 2018.
Menurut mereka, kepentingan sektarian para anggota Kongres AS, pribadi maupun kelompok, semakin meningkat. Ini menimpa Kongres baik dari kubu Demokrat dan Republikan. Mereka terjebak praktik untuk keuntungan pribadi termasuk tender kontrak yang dipaksakan lewat undang-undang atau anggaran pemerintah. Ini hanya salah satu contoh dari temuan tiga orang itu.
Pola seperti ini membuat Kongres AS bekerja untuk diri atau kepentingan kelompok. Hal ini jelas memberi efek negatif pada kegiatan pemerintahan AS dan kepentingan warga secara keseluruhan.
Sejauh ini belum ada solusi atas masalah pelik tersebut. Kongres AS malah bisa tega dan tidak malu. Mereka bahkan rela aktivitas sebagian pemerintahan dihentikan sementara jika kepentingannya tidak terakomodasi. Ini tentu saja bukan contoh yang baik bagi demokrasi dunia. (AFP/AP/REUTERS)